0

BOGOR, INDONEWS – Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) yang berlangsung di Kecamatan Leuwiliang, merupakan kegiatan rutin setiap bulan dengan bahasan permasalahan sekolah dan cara penyelesaiannya. Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai tenaga didik dan peserta didik.

Demikian disampaikan Ketua K3S Leuwiliang, Kabupaten Bogor Irma Cahyani S.Pd.,SD saat ditemui Media-Indonews.com, di ruang kerjanya, Kamis (3/2/2022).

“Peranan K3S terhadap sekolah sendiri adalah untuk menyamakan persepsi, merekomendasikan hal-hal yang telah disepakati dan sebagai penanggungjawab Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam melaksanakan program kerja KKG.  memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang diprogramkan K3S, melakukan pembinaan dan mengawasi setiap kegiatan K3S serta mengevaluasi program-program kerja yang dibuat dan dilaksanakan K3S,” beber Irma.

Berbicara program kerja, Irma Cahyani menyampaikan bahwa programnya mengikuti program Kabupaten Bogor, yaitu hanya memfasilitasi sekolah. Misalnya memfasilitasi kebutuhan sekolah maupun pengadaan buku dan lain-lain.

“Salah satu program yang sudah dijalankan adalah melakukan pelatihan. Bagaimana penggunaan dana BOS yang baik dan tidak bermasalah,” tandasnya.

Di tempat sama, Sekretaris K3S Kecamatan Leuwiliang, Daday S.Pd menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada masalah menonjol. Hanya saja ada satu hal yang disampaikan perwalian orangtua yaitu terkait masalah KIP.

Sekretaris K3S Kecamatan Leuwiliang, Daday S.Pd

“Inilah yang harus diberikan pemahaman kepada orangtua murid, bahwa dana KIP itu peruntukannya adalah untuk pendidikan. Jadi ketika dana KIP turun, harus segera konfirmasi ke guru.  Silahkan diambil sendiri, tapi harus konfirmasi dan ada laporan sehingga penggunaannya jelas,” terang Daday.

BACA JUGA :  Satpol PP Kabupaten Bogor Razia Warem, Ribuan Botol Miras Diamankan

Kemudian, tambahnya, dana KIP tersebut harus digunakan untuk kebutuhan anak di sekolah. Sehingga untuk menghindari semua itu, maka pengambilan KIP tetap didampingi kembali oleh gurunya.

“Kami K3S berharap kepada pemerintah adalah agar pencairan dana BOS tidak terlambat, karena ini sangat berpengaruh dalam sistem penggajian guru sukwan atau guru honorer. Kasihan guru sukwan jika BOS terlambat cair. Jika ada dana talangan, mungkin kami bisa handle, tapi kalau tidak ada, kasihan guru-guru,” tukasnya. (Cici)

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Bogor