3

BOGOR, INDONEWS – Ironis, sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan pangan non tunai (BPNT) di Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor mengaku menyerahkan uang tunai dari BPNT kepada Ketua RT untuk dibelanjakannya.

Seperti di RT 20, RW 04, dimana KPM tersebut mengaku menyerahkan uang yang baru diterimanya di kantor desa.

“Pak RT datang langsung ke rumah dan mengambil uang tersebut. RT juga melampirkan sebuah surat yang menyatakan bagi warga yang tidak memberikan dana tersebut, maka tidak diikutsertakan kembali sebagai peserta bantuan BPNT. Jadi kami takut dicoret dan akhirnya uang itu saya serahkan ke pak RT,” ungkap salah satu warga yang meminta tidak dituliskan namanya.

Dikatakannya, uang tersebut diambil ketua RT untuk selanjutnya dibelanjakan. Namun hingga pukul 16.00 WIB, si KPM mengaku belum menerima bahan pangan tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Situdaun, Jai saat dikonfirmasi menegaskan bahwa KPM sebenarnya berhak penuh membelanjakan bantuan tersebut di mana saja.

“Mungkin maksud pak RT berusaha mengarah agar bantuan dibelanjakan sesuai tujuan program, dalam hal ini untuk sembako. Sedangkan terkait surat pernyataan bagi warga yang tidak memberikan dana tersebut, maka si KPM tidak diikutsertakan kembali, saya kurang mengerti apa maksudnya,” ucapnya.

Istri Kepala Desa Situdaun saat menerima uang tunai BPNT milik warga yang dikumpulkan ketua RT

Ia menyampaikan terima kasih atas informasi tersebut dan akan dijadikan bahan evaluasi, sebab jangan sampai hak KPM dikurangi.

BACA JUGA :  Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia Di Sebuah Warung Kopi

Sementara berdasarkan penelusuran di lapangan, oknum Ketua RT tersebut mengambil jatah Rp.30 ribu dari tiap KPM. Ironisnya, beberapa orang yang terlibat dalam pungutan ini mengaku, penarikan uang milik warga tersebut atas perintah istri Kepala Desa Situdaun. (bint)

You may also like

3 Comments

  1. Emang parah udah sering begitu.
    600 ribu itu harus dibelanjakan diwarung yg ditunjuk sama RT. Dapet beras 3 karung , telor, buah pir sama jeruk , terus harus nebus 30 ribu.

  2. Knpa ya g bermaain nya keluarga kades apalgibini istrinya cerminan masyarakat.

  3. Coba di kecamatan kita ada LSM yang berani untuk bertindak lebih baik atau melaporkan hal yg tidak masuk akal menurut masarakat ! Mudah mudahan kedepanya kecamatan tenjolaya ada jiwa jiwa pemimpin yg lebih berani demi memperjuangakan kepentingan masarakatnya

Comments are closed.

More in Bogor