0

SUMEDANG, INDONEWS.COM | Bencana Gempa Bumi yang melanda Sumedang pada Januari 2024 lalu, menimbulkan dampak psikologis dan ekonomi bagi kelompok masyarakatnya. Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat melakukan tanggap bencana untuk mengurangi dampak lebih lanjut dari gempa Bumi.

Tanggap bencana ini didahului dengan bantuan langsung pada korban setelah gempa dan pemulihan korban setelah kondisi stabil. Salah satu pendekatan baru yang diaplikasikan adalah terapi holtikultura. Terapi ini adalah bentuk terapi komplementer yang memanfaatkan kegiatan berkebun dan pemeliharaan tanaman untuk meningkatkan kesehatan fisik serta kesejahteraan pelaku secara keseluruhan.

Ketua Penelitian dari SITH-ITB, Dr. Eka Ramadhani Putra, mengatakan melalui berbagai aktivitas berkebun, terapi ini memberikan manfaat fisik yang signifikan, seperti peningkatan mobilitas, kekuatan otot, dan fungsi kardiovaskular.

“Kegiatan ini sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama dalam memperkuat tubuh, memperbaiki keseimbangan, dan meningkatkan ketahanan fisik, yang pada gilirannya mendukung produktivitas dan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Pada kegiatan pemulihan bencana Sumedang yang difokuskan di Desa Cipamengpeuk, Kabupaten Sumedang, kegiatan terapi dikombinasikan dengan pendekatan integrasi pengolahan limbah organik dan pertanian. Pengolahan limbah organik yang dikenalkan adalah melalui aplikasi larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly (BSF).

“Budidaya BSF menawarkan solusi efisien untuk pengelolaan limbah organik, di mana larva BSF mengurai limbah organik dan menghasilkan pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas tanah dan kesuburan tanaman. Dalam konteks terapi hortikultura, penggunaan pupuk organik dari BSF memberikan manfaat ganda: mengurangi limbah yang mencemari lingkungan dan mendukung pertanian organik yang lebih sehat,” katanya.

BACA JUGA :  Kades Bojong Soang Antusias Dukung Visitasi Ban PAUD Mawarsari 6

Eka menambahkan, kegiatan ini mengaplikasikan hasil penelitian dari tim gabungan ITB dan UIN Bandung dibawah pimpinan Ramadhani Eka Putra dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung dan Ida Kinasih dari jurusan Biologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

“Pendekatan ini juga mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan pestisida, serta memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, Horticulture Therapy tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan fisik melalui aktivitas berkebun, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah organik untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Kegiatan berkebun yang menjadi inti dari terapi ini, lanjut Eka, terbukti memberikan manfaat fisik yang luar biasa. Masyarakat yang terlibat dalam program ini menunjukkan peningkatan mobilitas, kekuatan otot, serta fungsi kardiovaskular yang lebih baik.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa terapi hortikultura dapat memperbaiki keseimbangan tubuh, meningkatkan daya tahan fisik, serta mengurangi risiko penyakit terkait gaya hidup.

Hal ini sangat relevan, mengingat banyak masyarakat yang terbatas aksesnya terhadap ruang hijau dan aktivitas fisik yang memadai (Kim et al., 2020). Selain dampak positif terhadap kesehatan fisik, program ini juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan kesadaran akan pentingnya gaya hidup aktif yang terhubung dengan alam.

BACA JUGA :  Wagub Jabar Deklarasi Antihoaks di SMAN 3 Kota Sukabumi

“Melalui kegiatan berkebun, peserta tidak hanya memperoleh manfaat kesehatan, tetapi juga mempererat ikatan sosial di antara sesama peserta. Berkebun memberikan kesempatan untuk relaksasi mental, yang turut berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh,” katanya.

Dengan hasil yang positif ini, LPPM ITB berharap program Horticulture Therapy dapat diterapkan lebih luas di berbagai daerah, menjadi solusi bagi masalah kesehatan masyarakat, serta mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan melalui pemanfaatan limbah organik. (*rls)

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Pendidikan