0

BOGOR, INDONEWS | Masyarakat membenarkan jika Los Pasar Tradisional di Kampung Sungapan, RT 15 RW 05, Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, terbengkalai karena tidak pernah digunakan.

Warga Srogol yang tidak bersedia disebutkan namanya menyebutkan bahwa pasar tersebut semenjak dibangun tidak pernah dipergunakan.

“Memang sangat disayangkan dibangun, tapi tidak digunakan. Pasar tidak pernah dipakai sejak dibangun belum pernah ada kegiatan atau peresmian pasar tersebut,” ujar warga, kepada media-indonews.com, Sabtu (27/4).

Menurutnya, pembangunan pasar menghabiskan anggaran puluhan juta dan terkesan mubadzir karena tidak difungsikan secara optimal.

“Buat apa dibangun kalau enggak pernah dipakai. Sayang uangnya dibangun doang tapi enggak dipakai,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Cigombong, R.E. Irwan Somantri saat dikonfirmasi wartawan tidak menjawab hingga berita ini diterbitkan.

Di tempat terpisah, Ketua DPD Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK), Jonny Sirait menyoroti anggaran dari Kementerian Ketenagakerjaan RI yang telah memberikan dana hibah untuk pembangunan pasar Srogol tersebut.

“Tentunya anggaran untuk pembangunan pasar ini tidak sedikit. Tapi kok aneh, setelah jadi pasar malah dibiarkan begitu saja, terbengkalai juga. Kami menduga dalam permasalahan ini juga ada praktik korupsi,” ujar Jonny, di Bogor, Sabtu.

BACA JUGA :  Pencuri Sepeda Motor di Wanaherang Tewas Dihajar Massa

Salah satu kecurigaannya terhadap indikasi korupsi ialah, sang oknum hanya memanfaatkan bantuan dari kementerian dengan membangun pasar asal-asalan. Sementara fungsi dan manfaatnya terhadap masyarakat tidak dihiraukan.

“Yang jelas GMPK sendiri menyikapi terbengkalainya pasar Srogol. Banyak kemungkinan pelanggaran dan sebagainya. Maka kita akan terus bergerak mengungkap apa sebenarnya yang terjadi,” tandas Jonny.

Sebelumnya, Kepala Desa Srogol, Asep Irwan Kuswara saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pasar tersebut hanya pasar musiman atau digunakan untuk masyarakat ketika selesai panen.

“Anggarannya hibah dari kemenaker, bukan fungsi pasar, tapi pasar kaget. Kalau ada panen saja digunakan,” katanya, Jumat (26/4).

Menurutnya, saat ini pasar tersebut digunakan sesekali untuk pasar kaget oleh warga.

“Pasar musiman digunakan saat masyarakat sedang panen, dan bukan pasar desa,” ucapnya.

Dirinya juga mengaku sudah memikirkan pembangunan tersebut untuk apa dibangun.

“Saya sudah memikirkan soal itu. Buat apa dibangun kalau tidak dipakai, dan sebetulnya tidak ada kendala,” katanya.

Asep juga mengaku bahwa sedang mencari anggaran untuk pembangunan gedung BLK serta butuh penataan yang lebih bagus, karena di sebelah pasar tersebut juga tanah aset desa.

BACA JUGA :  PT. UMS Pastikan Alat Berat Proyek di Memorial Park Pakai Solar Non Subsidi

“Sebelah itu tanah desa. Saya sedang cari anggaran untuk membangun gedung Balai Latihan Kerja (BLK) dan butuh penataan ulang untuk dibuat los-los kecil,” jelasnya. (hesty)

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Bogor