Aktualisasi Nilai Teologis dan Sosial Ibadah Kurban
PIDIE JAYA, INDONEWS | Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya telah menyiapkan sebanyak 122 ekor sapi kurban sebagai bentuk pengabdian spiritual dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Dari total tersebut, satu ekor sapi berjenis Simental berbobot 897 kilogram merupakan hibah langsung dari Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, yang secara resmi diterima Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi, dan diserahkan kepada panitia kurban Masjid Agung Tgk. Chik Di Pante Geulima, Gampong Meunasah Lhok, Kecamatan Meureudu, Kamis (5/6/2025).
Penyembelihan hewan kurban tersebut dijadwalkan pada hari kedua Idul Adha, Sabtu (7/6/2025), dan dagingnya akan didistribusikan kepada kaum dhuafa serta masyarakat sekitar masjid.
“Ini merupakan bentuk perhatian nyata pemerintah pusat dalam mendukung praktik ibadah yang bernilai sosial tinggi di daerah. Semoga kurban ini membawa berkah bagi masyarakat Pidie Jaya,” ujar Bupati Sibral Malasyi dalam prosesi penyerahan.
Ibadah kurban, secara etimologis berasal dari kata “qarraba” yang berarti mendekatkan diri, merupakan bentuk ibadah mahdhah yang dilaksanakan sebagai manifestasi ketakwaan dan ketundukan seorang hamba kepada perintah Allah SWT.
Secara historis, praktik ini merujuk pada peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS terhadap putranya, Nabi Ismail AS, yang kemudian digantikan oleh seekor hewan oleh kehendak Ilahi.
Dalam tataran sosiologis, kurban berfungsi sebagai instrumentasi solidaritas sosial, yakni menjembatani kesenjangan ekonomi melalui pembagian daging kepada kaum fakir dan miskin.
Oleh karena itu, esensi kurban bukan terletak pada darah dan dagingnya, tetapi pada niat ikhlas, kepekaan sosial, dan spirit berbagi.
Hal tersebut diwujudkan oleh Pemkab Pidie Jaya melalui partisipasi aktif 46 Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), termasuk Bupati, Wakil Bupati, Sekda, dan jajaran ASN.
Hewan-hewan kurban tersebut didistribusikan langsung ke masyarakat di delapan kecamatan tanpa seremoni simbolik, sebagai bentuk efisiensi dan penyederhanaan proses.
“Distribusi langsung oleh camat di tiap kecamatan bertujuan mempercepat penyaluran, memangkas biaya logistik, serta memastikan tepat sasaran,” jelas pejabat Pemkab, Muhammad.
Proses pendataan penerima manfaat dilakukan secara berjenjang dan akuntabel, dimulai dari penjaringan oleh Keuchik (kepala desa) hingga validasi tingkat kecamatan. Fokus utama penerima adalah masyarakat miskin dan duafa.
Distribusi 122 ekor sapi tersebut tersebar sebagai berikut:
* Pendopo Bupati dan Kantor Pemerintahan: 2 ekor
Untuk memastikan kelayakan hewan kurban, Dinas Peternakan Kabupaten Pidie Jaya melibatkan tim medis veteriner dalam proses pemeriksaan intensif. Pemeriksaan meliputi suhu tubuh, kondisi fisik, dan eliminasi penyakit zoonosis seperti Lumpy Skin Disease (LSD) serta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Kami memastikan seluruh hewan yang disembelih sehat secara klinis dan memenuhi standar syariat,” tegas drh. Amirruddin, Kepala Bidang Peternakan.
Meskipun terjadi penurunan jumlah hewan kurban dibanding tahun sebelumnya (159 ekor), Pemkab tetap berkomitmen pada efektivitas distribusi dan peningkatan kualitas pelaksanaan.
Kurban bukan hanya simbol ritual, tetapi juga aktualisasi nilai humanisme dalam ajaran Islam. Dalam kurban, tersirat pesan tentang keikhlasan, keadilan distribusi, dan kesetaraan hak atas pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hajj ayat 37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
Kegiatan kurban di Pidie Jaya 2025 menjadi contoh nyata bagaimana sebuah ibadah tidak hanya berdampak spiritual, tetapi juga memberi kontribusi signifikan terhadap pembangunan sosial berbasis nilai-nilai keagamaan. Semoga praktik ini menjadi teladan yang konsisten dan berkelanjutan di masa mendatang. (Hendra)
Comments