JAKARTA, INDONEWS – PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp 7 triliun hingga November 2021. Raihan tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan berdiri, Minggu (19/12/2021).
Namun beredar kabar, prestasi tersebut justru tidak disenangi sejumlah kelompok. Hal itu dibuktikan dengan akan dilakukannya aksi unjuk rasa dari Gerakan Ganyang Koruptor pada Kamis, 23 Desember 2021.
Rencana aksi tersebut lantas disesalkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Barisan Relawan Jalan Perubahan (BARA JP), Komaruddien Mangunjaya dan Pendiri sekaligus Ketua DPP BARA JP, Vivi Evilia.
“Tentunya kita menyayangkan adanya kelompok yang justru merongrongi prestasi PTBA, sebab di sisi lain, PTBA saat ini diketahui tengah menyiapkan langkah dan strategi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan,” ungkap Komaruddien, ditemui di Jakarta, Rabu (22/12/2021).
Komaruddien menduga, aksi tersebut didalangi seseorang yang memiliki agenda tertentu. Menurutnya, kalau pun memiliki bukti bahwa PTBA melakukan kesalahan atau pelanggaran, maka bisa ditempuh melalui jalur hukum.
“Seharusnya semua ditempuh sesuai prosedur. Kami menilai rencana aksi unjuk rasa di depan PTBA itu didalangi dan orang-orangnya memiliki agenda tertentu. Kami sendiri mengapresiasi PTBA yang melakukan transformasi untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional. Itu sebabnya BARA JP ikut menyikapi hal ini,” beber Komaruddien.
Senada dikatakan Vivi Evilia. Menurutnya rencana unjuk rasa tersebut teramat berlebihan bagi PTBA yang menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada tahun 2026 dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50 persen dan bisnis batu bara 50 persen.
“Kita amat menyayangkan jika terjadi aksi unjuk rasa. PTBA yang sedang dalam tren positif seharusnya didukung, bukan malah direcoki. Oleh karena itu, kami menduga ada segelintir pihak yang ingin menghancurkan PTBA, dan itu tidak boleh terjadi,” ungkap Vivi.
Vivi berharap, pihak kepolisian tidak mengizinkan aksi tersebut dan meminta pihak terkait melindungi PTBA di tengah perjuangannya sebagai perusahaan yang berkontribusi besar bagi negara.
“PTBA itu bagus. CSR nya juga tersalurkan dengan baik, jadi bermanfaat juga untuk masyarakat. Kita harap jangan sampai ada motif buruk yang ingin merubuhkan PTBA dibalik aksi unjuk rasa itu,” tegasnya.
Sebelumnya, Komaruddien dan Vivi membeberkan bahwa Direktur Utama PTBA, Suryo Eko Hadianto mengumumkan pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp 26,2 triliun.
“Sampai November, PTBA membukukan keuntungan Rp 7 triliun, ini adalah keuntungan tertinggi yang pernah dicapai selama PTBA berdiri. Seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, perusahaan juga mencatat kenaikan total aset sebesar 46%, dari Rp 24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi sebesar Rp 35,2 triliun per 30 November 2021,” ungkap Komaruddien.
Selanjutnya, Vivi menimpali, bahwa PTBA terus memantau fluktuasi harga komoditas batu bara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga secara optimal, sekaligus tetap waspada untuk menjaga kinerja perusahaan.
“Jadi ketika adanya isu rencana aksi unjuk rasa, kami mempertanyakan apa dasar kelompok tersebut (Gerakan Ganyang Koruptor, red) berunjuk rasa. Sebab PTBA jelas memberikan manfaat banyak bagi siapapun. Seperti baru-baru ini, PTBA berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kepedulian terhadap tanggungjawab negara yang telah dilaksanakan Polri, dimana PTBA menyalurkan dukungan pendidikan perguruan tinggi bagi putra-putri anggota Polri di Sumetera Selatan,” ungkapnya.
Vivi menyepakati bahwa prestasi tersebut berkat kerja keras Direktur PTBA, Suryo Eko Hadianto. Oleh karenanya, imbuh Vivi, upaya direktur PTBA ini tidak boleh terganjal hal-hal yang tidak perlu.
“Kami tegaskan kembali, pemerintah termasuk Polri harus mendukung dan melindungi PTBA dari niat-niat buruk segelintir orang,” tandas Vivi, diamini Komaruddien.
Sementara itu, koordinator lapangan aksi unjuk rasa, Billy Syaputra saat dikonfirmasi melalui telepon, terkait tuntutan mereka yang mendesak Dirut PTBA Suryo Eko Hadianto dicopot dari jabatannya mengaku tidak tahu banyak.
“Kalau untuk itu kita kurang paham. Saya belum berani bicara apa-apa,” katanya.
Ditanya apakah surat izin demo atau unjuk rasa sudah dikirim ke pihak kepolisian, Billy juga mengaku bahwa surat tersebut belum di kirim ke kepolisian. (Bintono)
Comments