0

BOGOR, INDONEWS  | Pembangunan Unit Sekolah Baru SMPN 4 Citeureup di kampung Jelok Setu, Desa Leuwinutug diduga dijaga orang khusus dari pihak kontraktor. Bahkan oknum tersebut berani “menjual” nama kepala desa.

Hal itu terkemuka saat beberapa wartawan mencoba menggali informasi di lokasi proyek, namun oknum penjaga proyek menghalanginya.

Dia bahkan terus menerus menjual nama kades, bahwa yang berkaitan dengan proyek ini harus melalui Kepala Desa Leuwinutug, H. Deden.

“Siapa pun yang datang, baik dari media dan LSM harus menemui Kang Deden, kepala desa,” ujar pria bertopi yang diduga sebagai penjaga proyek.

Dalam keterangan yang sempat terekam video itu, sang pria mengaku tidak tahu apa-apa, dan hanya ditugaskan di proyek.

“Saya kurang tahu. Perintahnya seperti itu, ” kata pria berbadan tegap itu.

Sementara Kades Leuwinutug, H. Deden saat dikonfirmasi wartawan mengaku geram namanya dijual oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang bahkan tidak ia kenali.

“Saya berjuang untuk SMP ini dari tahun 17. Tiba-tiba saya tahu dari RW ada yang cek lahan untuk pembangunan sekolah, saya marah, minimal mereka kulo nuwun, kasih tahu saya dong karena mereka mendapatkan proyek berkat usulan kami kan, ” ujar H. Deden.

BACA JUGA :  Dua Pria di Leuwinutug Terlibat Perkelahian, Satu Meninggal, Satu Luka Berat

Terkait oknum yang menyebut nama dirinya, H. Deden menjamin bahwa orang-orang tersebut hanya ingin “menggoreng” nama kepala desa.

“Dia ini sebagai apa, dia siapa, warga saya kah, kok berani-berani mengatur dan menjual nama saya. Saya sudah tegur pengembang karena jual-jual nama saya. Sekarang saya berjuang dari tahun 2019, jadi wajar saya marah. Saya bilang (ke pihak pengembang) Anda kulo nuwun dulu dan warga saya libatkan jadi tenaga kerja, masa hanya mengaduk atau kuli kasar harus dari orang Bekasi,” paparnya.

Ia menjelaskan, Leuwinutug juga memiliki BUMDes dan berharap bisa dilibatkan dalam proyek tersebut.

“Ya minimal materialnya sebagian dari BUMDes lah, saya gak muluk-muluk dan itu normatif jika dilibatkan. Sekarang tiba-tiba, LSM dan wartawan harus ke saya, lah apa kapasitas saya,”  ungkapnya.

Terkait namanya dijual oknum, ia menegaskan bahwa dirinya bukan sebagai apa-apa dalam proyek hanya sebagai pengusul adanya SMPN 4.

Berdasarkan keterangan yang berhasil diperoleh, proyek ini juga pernah ditinjau Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Ferry Roveo Checanova.

BACA JUGA :  Yogie Try Wardhana: Total BLT BBM Harusnya Sama dengan Nilai Subsidi BBM 502 T

Ia mengaku akan terus mengawasi proyek guna mengantisipasi terjadinya mangkrak dalam pembangunan unit gedung baru (UGB) di tahun 2024.

“Harus kita awasi bersama-sama, jangan sampai proyeknya malah mangkrak (tidak selesai) dan malah jadi Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran),” ujarnya, Selasa (20/8) lalu.

Dirinya juga meminta CV. Tritunggal Sejahtera sebagai kontraktor/pelaksana untuk memaksimalkan pekerjaan dalam pembangunan UGB SMP Negeri 4 Citeureup. ***

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Bogor