JAKARTA, INDONEWS | Anggota DPD RI Dapil Aceh, H. Sudirman Haji Uma, S.Sos, menegaskan bahwa investasi di sektor minyak dan gas (migas) di Aceh, baik di darat (onshore) maupun lepas pantai (offshore), harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Aceh.
Pernyataan ini disampaikan oleh Haji Uma saat menjadi pemateri dalam Simposium Nasional Mahasiswa Aceh 2025 bertajuk “Road Map Tantangan Pembangunan Aceh Masa Depan”, di Ballroom Mess Aceh, Jakarta, Sabtu (22/2/2025).
Dalam pemaparannya, Haji Uma mengawali dengan merujuk pada Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa sumber daya alam harus dikelola untuk kemakmuran rakyat.
Ia menyoroti potensi besar sektor migas Aceh, yang memiliki cadangan besar serta blok terbanyak di Indonesia, seperti Blok North Sumatra (NSO) dan Blok Andaman.
Selain itu, infrastruktur migas di Aceh, seperti fasilitas eks LNG Arun, menjadi nilai tambah dalam mendukung hilirisasi industri migas.
“Aceh memiliki potensi besar di sektor migas, selain cadangan yang melimpah, juga ada fasilitas yang mendukung, seperti eks LNG Arun, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri hilir,” kata Haji Uma.
Lebih lanjut, ia menyoroti keberadaan Undang-Undang Pemerintahan Aceh yang mengatur bagi hasil sektor migas dengan pemerintah pusat.
Menurutnya, regulasi ini seharusnya dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mendukung pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa masih ada tantangan besar yang harus diatasi, seperti perlunya akselerasi regulasi yang berpihak pada optimalisasi sumber daya migas bagi kesejahteraan masyarakat, penguatan peran Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), serta peningkatan iklim investasi agar lebih menarik bagi investor.
Di akhir penyampaiannya, Haji Uma menegaskan pentingnya aspek keadilan sosial dalam setiap investasi sektor migas.
Ia menekankan bahwa eksplorasi kekayaan alam Aceh harus memberikan manfaat nyata bagi pembangunan yang berkelanjutan serta kesejahteraan masyarakat.
“Investasi yang mengeksplorasi sumber daya alam Aceh harus benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat. Jangan sampai Aceh menjadi lumbung energi nasional, tetapi masyarakatnya tidak merasakan manfaat dari kekayaan alam sendiri,” tegasnya.
Selain Haji Uma, sejumlah narasumber lain turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Sekjen SKK Migas Luky A. Yusgiantoro, Direktur PT PEMA 2023-2024 Ali Mulyagusdin, Kabid Minyak dan Gas Bumi Aceh Dian Budi Darma, analis ekonomi Salamuddin Daeng, serta Akmal Fahmi dari Activism Milenial Collaboration Indonesia.
Acara ini menjadi momentum penting bagi pemuda Aceh untuk memahami tantangan dan peluang pembangunan daerah, terutama di sektor migas, dalam upaya mencapai kesejahteraan yang lebih merata. (Hendra)
Comments