BEKASI, INDONEWS – Pengurus dan Pengusaha Tempe Tahu Pusat Koperasi Tahu Tempe DKI (Pus Kopti DKI) wilayah DKI Jakarta mengadakan rapat atau pertemuan membahas hasil audiensi dengan Anggota DPRD DKI Jakarta yang dilaksanakan belum lama ini, dan serempak bertemu dengan anggota dewan tersebut.
Rapat di tempat angkringan milik Suyoto, di Kelurahan Harapan Jaya tersebut dihadiri Ketua Pus Kopti DKI Sutaryo, Sekjen Pus Kopti DKI H. Edi Kuswanto, Penasehat Pus Kopti DKI Suyoto, Ketua Kopti Jakarta Barat Suyanto, Ketua Kopti Jakarta Pusat Khaeron, Ketua Kopti Jakarta Utara H. Kalwi, Bendahara Kopti Jakarta Timur Yaeni, Ketua Kopti Jakarta Selatan H. Casbari, serta para anggota dan pengurus Kopti masing-masing wilayah, Kamis (24/2/2022).
Mereka membahas hasil pertemuan dengan anggota DPRD DKI Jakarta yang dinilai memuaskan, setelah semeblumnya para pekerja serta pengusaha tahu dan tempe mengancam mogok. Kini keluhan tersebut didengar anggota dewan.
“Kami dalam tiga hari kemarin melakukan demo untuk tidak memproduksi tempe dan tahu, karena gejolak dan tingginya harga kacang kedelai yang begitu tinggi, sehingga para pengusaha tempe dan tahu tidak produksi,” ujar Ketua Pus Kopti DKI, Sutaryo.
Akibat harga kedelai naik setiap hari, mereka sepakat untuk bertemu dengan anggota dewan untuk mencurahkan aspirasi bagaimana caranya agar harga kacang kedelai tidak naik dan mereka bisa produksi kembali.
“Alhamdulillah, dengan bertandang ke dewan, aspirasi kami selaku para pekerja dan pengurus tempe dan tahu didengar anggota dewan,” paparnya.
Dikatakan, hasil pertemuan dengan anggota dewan kemudian dievaluasi apa yang diinginkan oleh pemerintah agar para pengusaha dan pekerja tahu tempe sejahtera, tidak ada kenaikan harga kedelai dan pekerja tidak ada lagi mogok kerja.
Sementara Penasehat Pus Kopti DKI Suyoto menambahkan, pertemuan dengan anggota dewan membuahkan hasil yang baik. Para pengurus dan Ketua Pus Kopti DKI berharap mendapatkan subsidi dari pemerintah.
“Kami sebagai pengurus diberi tugas dan pekerjaan rumah (PR) untuk mengumpulkan data diri para anggota masing-masing per wilayah, untuk dievaluasi kembali, agar bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah. Kami berharap bantuan subsidi ini berkepanjangan, tidak sampai di situ saja,” ungkap Suyoto.
Disinggung permasalahan adanya pihak yang meremehkan para pengusaha dan pekerja tahu dan tempe, ia mengaku persoalan itu masih dalam kajian internal, apakah akan dibawa ke ranah hukum, atau tidak.
“Masalah itu, kami harus berkoordinasi dengan pimpinan pusat (Gaperindo). Kalau pusat menyerahkan sepenuhnya kepada Pus Kopti DKI, kami siap membawa kasusnya ke meja hijau,” ujarnya. (Supri)
Comments