0

BOGOR, INDONEWS – Jika Hari Wanita Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret, lain halnya dengan Hari Wanita Indonesia, yakni diperingati setelahnya, tanggal 9 Maret.

Pada momen Hari Wanita Indonesia tahun ini, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor, H. Bambang Gunawan mengungkapkan peran besar kaum hawa untuk bangsa dan negara.

“Kaum wanita tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih di bumi Pertiwi, wanita berperan besar. Sehingga tak heran pahlawan nasional Indonesia begitu banyak, seperti R.A. Kartini, Laksamana Keumalahayati, Rangkayo Rasuna Said, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, dan lain sebagainya,” ungkap Bambang Gunawan, ditemui di Bogor, Jumat (11/3/2022).

Dengan begitu, pria yang karib disapa BG ini mengingatkan agar momen Hari Wanita Indonesia ini dijadikan motivasi agar para wanita saat ini mampu menjadi pahlawan untuk bangsa dan negara, dengan beragam kreativitas dan karyanya.

“Perempuan telah memiliki peran yang cukup besar dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Salah satu bukti bangkitnya perempuan Indonesia adalah ketika Kongres Perempuan pertama kali diselenggarakan pada tanggal 22 Desember 1928. Kesempatan perempuan untuk menjajaki ranah publik sebenarnya semakin terbuka lebar akibat munculnya semangat untuk mendorong kesetaraan gender dari organisasi internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kilasnya.

BACA JUGA :  Dukung Presiden Jokowi, GMPK Ajak Masyarakat Ikuti Festival Pemuda Desa

Hal tersebut, tutur BG, ditegaskan dalam Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination af All Forms of Discrimination against Women) atau CEDAW yang ditetapkan pada 18 Desember 1979.

“Selanjutnya, Indonesia meratifikasi konvensi tersebut ke dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1984 sebagai penegasan agar terwujudnya persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia dengan menghapus praktek diskriminasi yang menghambat kemajuan perempuan,” kata dia.

Dengan deretan sejarah itu, BG berpendapat peran perempuan sejatinya tidak hanya membangun diri dan keluarganya, tetapi juga membangun masyarakat dan negara.

“Saya yakin, negara akan semakin kokoh jika ada perempuan kuat di dalamnya. Oleh karena itu, tak ada kata lain selain perempuan harus diberi peluang seluas-luasnya untuk terlibat dalam pembangunan masyarakat, ekonomi, dan negara,” ujar dia.

BG menuturkan bahwa peran perempuan di sektor pemerintahan saat ini masih kurang. Padahal, kata dia, konstitusi sudah mengamanahkan keterlibatan perempuan sebesar 30 persen di pemerintahan, tentu saja ini seperti mensia-siakan peluang wanita untuk membuat perubahan di sektor pemerintahan.

BACA JUGA :  Selain Jaga Alam, Penanaman Pohon oleh PDI Perjuangan Bogor Kado untuk Ketum

Namun demikian, BG juga mengajak perempuan Indonesia tak sungkan mengevaluasi diri, bertansformasi,menumbuhkan sikap melakukan perubahan dan meningkatkan kapasitas diri.

“Sebab adanya budaya patriarki yang selama ini mengakar dipikiran masyarakat Indonesia menyebabkan adanya pemisahan antara ranah publik dan domestik yang erat kaitannya dengan ketidaksetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan,” tukasnya. (bint)

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Nasional