JAKARTA, INDONEWS | Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Kosgoro, M. Fajri Noch menyampaikan bahwa Generasi Muda Kosgoro adalah sebuah organisasi kemasyarakatan pemuda di tingkat nasional dan daerah, serta tidak berafiliasi kepada partai politik.
Lebih lanjut, Fajri mengatakan bahwa Generasi Muda Kosgoro berkomitmen dalam penguatan sumber daya manusia untuk selalu peduli tentang literasi dan gemar membaca serta meningkatkan potensi pemuda sebagai pelopor dan penggerak leterasi jendela pengetahuan.
“Kami berharap ada ruang untuk meningkatkan literasi di sekretariat kami, misalnya seperti Fasilitas Pojok Baca Digital,” ungkap Fajri.
Pojok Baca Digital (POCADI) merupakan salah satu kegiatan prioritas nasional di bidang perpustakaan adalah tempat membaca yang menyediakan koleksi buku cetak dan buku digital (e-book).
Koleksi buku digital yang ada di POCADI berasal dari konten yang tersimpan pada lokal server dan juga konten dari aplikasi.
Menanggapi hal tersebut, mengapresiasi upaya dan komitmen Generasi Muda Kosgoro dalam hal literasi. Apalagi peran pemuda saat ini sangat diperlukan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tertuang dalam mandatori Undang-undang Dasar tahun 1945.
“Tantangan persaingan global saat ini adalah hal yang harus dihadapi. Tidak diragukan lagi dalam pembangunan bangsa, semua elemen masyarakat dituntut untuk meningkatkan perannya, terutama generasi muda,” katanya.
Disela audensi dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan diterima oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya, DR. Adin Bondar, S.Sos, M.Si dengan jajarannya juga menjelaskan bahwa literasi tidak hanya sekedar baca dan tulis saja.
Literasi merupakan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan yang diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.
“Peran perpustakaan juga telah bertransformasi, tidak hanya menyediakan buku bacaan saja. Perpustakaan harus hadir untuk turut andil mensejahterakan masyarakat,” katanya.
Ia memaparkan, buku telah lama diakui sebagai jendela yang membuka dunia tak terbatas dihadapan kita. Melalui halaman-halaman yang diisi dengan kata-kata, cerita, dan ide-ide, buku menjadi lebih dari sekadar benda fisik; ia adalah pintu gerbang menuju pengetahuan yang luas dan petualangan yang tak terhingga.
Setiap buku memiliki kemampuan ajaib untuk membawa kita ke tempat-tempat yang jauh dan waktu yang berbeda.
“Dari cerita-cerita fiksi yang membawa kita ke dunia imajinasi hingga non-fiksi yang menyajikan fakta dan pengetahuan, buku adalah sarana yang membuka pintu ke berbagai lanskap pikiran dan pengalaman. Sebuah buku adalah peta untuk menjelajahi kehidupan, budaya, dan ide-ide yang mungkin tidak akan kita temukan di tempat lain,” tandas Fajri. **
Comments