0

BOGOR, INDONEWS – Berbagai macam cara dilakukan pekerja seks komersial (PSK) dalam menjajakan diri. Di era teknologi komunikasi, ternyata mengubah cara kerja bagi para PSK.

Biasanya mereka menjajakan diri di tempat lokalisasi, kini mereka menawarkan diri melalui aplikasi MiChat.

Dalam aplikasi tersebut, para PSK cukup memajang foto seksi untuk menarik para pelanggannya. Tak hanya memajang foto, mereka juga menulis tarif kencan di link bio akun Mi Chatnya.

Dari penelusuran awak media, para PSK yang bermukim di wilayah padat penduduk ini kebanyakan menempati indekost yang bebas dari pantauan pemiliknya. Mayoritas keberadaan mereka ini di kostan mewah yang bebas dari aturan.

Awak media mencoba melakukan komunikasi dengan beberapa pengguna akun MiChat, Rabu (23/3/2022). Benar saja, diawal komunikasi mereka sudah langsung menyebut tarif kencan, mengirim foto seksi dan menyebut di mana mereka ‘stay’.

Tarif yang ditawarkan juga cukup variatif, mulai dari Rp.350 ribu hingga Rp.600 ribu untuk sekali kencan. Ada juga yang menawarkan diri dengan tarif Rp.700 ribu hingga Rp.900 untuk satu kali kencan.

BACA JUGA :  Dua Anak SD Meninggal di Danau Dekat Pemkab Tigaraksa Tangerang

Violaa, salah satu pemilik akun saat dihubungi menyebut bahwa tarif dirinya Rp.700 ribu untuk sekali kecan.

“Fullservis tarif Rp.700 ribu bayar di kamar say. Stay di kostan belakang Hoka-Hoka Bento (Hokben) Desa Nagrak,” balasan chat akunnya.

Selain itu, Sania, pemilik akun ini mengaku stay di kostan belakang membara Coffe and Grill, Jalan Alternatif Cibubur-Cileungsi Nomor 99, Desa Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sania sendiri juga menawarkan dirinya dengan tarif Rp.350 ribu untuk sekali kencan.

Tampaknya, kostan mewah ini menjadi sarang prostitusi di Desa Nagrak. Tentu, hal ini sangat tidak cocok dengan norma di Desa Nagrak yang terpantau banyak pesantren atau pun sekolah agama.

Ketua RT 03, RW 03, Desa Nagrak, Bagio saat dikonfirmasi mengaku bahwa pihaknya sendiri sudah sangat banyak menerima laporan dari masyarakat.

“Bahkan sempat dibahas dan disinggung dalam pengajian di masjid agar segera ditindaklanjuti,” ujarnya, Jumat (25/3/2022).

Dirinya berjanji akan melaporkan pada Kepala Desa Nagrak dan akan berkoordinasi dengan Satpol PP (Binwil) Babinsa dan Bhabinkamtibmas sekaligus minta izin untuk turun bersama menyusuri kostan tersebut.

BACA JUGA :  Dalam 1x24 Jam, Pembobol Konter Diringkus Polisi

“Iya pak saya musti laporan dulu sama kepala desa dan minta izin untuk turun langsung menelusuri tempat tersebut bersama Satpol PP Desa Nagrak, Babinsa dan Bhabinkamtibmas,” tuturnya.

Bagio mengaku sepenuhnya tidak memiliki data diri penghuni kostan karena pengelola tidak pernah menyetorkan data siapa saja yang tinggal di kostan meskipun sudah diingatkan.

“Sudah saya ingatkan dan sudah saya minta pada pengelola kostan data para penghuni. Namun sampai sekarang belum saya terima. Jadi saya tidak tahu siapa saja penghuninya,” tukasnya. (Firm)

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Peristiwa