BOGOR, INDONEWS | Kendati sebagai daerah penyangga ibu kota Jakarta, tidak dipungkiri Kabupapaten Bogor masih ditenggarai sejumlah persoalan, baik sosial, pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Hal tersebut diungkapkan Calon Bupati Bogor Periode 2024-2029, H.R Bayu Syahjohan, dalam wawancara ekslusif di sebuah rumah makan di kawasan Cibinong, Kamis (5/9).
Bayu mengakui, sejak kecil rasa cintanya kepada Bumi Tegar Beriman sedalam lautan dan seluas samudera.
“Sim kuring tiasa kieu teh berkat didikan Kabupaten Bogor. Kerasna kabupaten ieu ngabentuk jati diri sim kuring nu kedah ngomean sagala rupi kakirangan Kabupaten Bogor,” ungkap Bayu, dengan bahasa Sunda.
Kalimat tersebut jika diterjemahkan dalam bahasa nasional artinya: Saya bisa seperti ini karena didikan Kabupaten Bogor. Kerasnya kabupaten ini membentuk jati dirinya untuk memperbaiki segala kekurangan Kabupaten Bogor.
Disinggung apa saja kekurangan Kabupaten Bogor dimaksud, segera Kang Haji Bayu –demikian ia biasa disapa — menjawab, kekurangan Kabupaten Bogor di antaranya, angka kemiskinan yang cukup tinggi, kasus korupsi yang masih terjadi di birokrasi, tingkat kesejahteraan masyarakat yang jauh dari harapan, dan jaminan pendidikan, termasuk insentif guru ngaji sebagai hak mutlak masyarakat.
“Maka dalam pencalonan ini, saya bertekad mewujudkan Kabupaten Bogor yang Rahayu. Kemudian Rahayu jika kita ambil dari bahasa sansekerta, artinya adalah selamat, sejahtera, jauh dari kekurangan. Intinya saya ingin masyarakat Kabupaten Bogor tidak kekurangan,” tegas Kang Haji.
Pengentasan kemiskinan, imbuh Bayu, menjadi salah satu faktor pendorong utama menjadikan masyarakat sejahtera dan tidak kekurangan suatu apapun.
“Dari catatan saya, meski mengalami penurunan hingga 0,40 persen dari tahun sebelumnya, tetapi hingga 2022 tercatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor masih berada di angka 474 ribu jiwa. Ini miris kang,” ucap Bayu.
Seraya membuka buku catatannya, Bayu kemudian melanjutkan pernyataannya, jika persentase penduduk miskin di Kabupaten Bogor berdasarkan data per 30 November 2024, tercatat 7,05 persen. Memang, imbuh Bayu, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, persentase penduduk miskin di kabupaten/kota turun 0,22 persen, namun itu belum cukup.
“Perkembangan persentase penduduk miskin dalam 10 tahun di Kabupaten Bogor dalam tren turun dari yang semula kemiskinan sebesar 8,96 persen menuju ke 7,05 persen dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total penduduk pada 2024 lalu di kabupaten/kota ini berjumlah 5,66 juta jiwa,” papar Bayu.
Oleh sebab itu, salah satu tugas utamanya jika memimpin Kabupaten Bogor adalah menekan angka kemiskinan. Sebab menurutnya, kemiskinan akan berpengaruh dan multifaktor kepada kesejahteraan rakyat.
“Kalau bisa Kabupaten Bogor itu harus Zero Poverty atau nol kemiskinan atau apalah istilahnya. Kemudian bagaimana caranya? Salah satunya dengan memanfaatkan APBD Kabupaten Bogor yang mencapai Rp10 triliun. Anggarkan dan fokuskan pada program-program efektif menekan kemiskinan. Intinya, semua penggunaan anggaran harus mengedepankan kepentingan rakyat,” papar Bayu.
“Entaskan kemiskinan, beri rakyat kesejahteraan, demi Bogor terdepan,” tambah Bayu.
Kaitan itu, Bayu memohon doa dan dukungan dari segenap masyarakat Kabupaten Bogor agar dirinya diberi kepercayaan memimpin Kabupaten Bogor untuk bersama ‘memperbaiki’ Kabupaten Bogor.
“Jika saya dipercaya, saya berjanji semuanya Republik, ‘Re’ artinya kembali dan ‘publik’ adalah masyarakat. Jadi semua akan dikembalikan kepada masyarakat. Itu janji saya, enggak muluk-muluk kang,” kata Bayu. (bon)
Comments