BOGOR, INDONEWS – Perlakuan kasar oknum Kepala Bagian Keamanan Kawasan Metland Transyogi, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, Jawa Barat terhadap seorang pedagang asongan kembali terjadi.
Hal itu diungkapkan salah satu pedagang asongan kopi keliling menggunakan sepeda motor yang biasa berjualan di kawasan elit Metland Transyogi.
Waldi (36), pedagang kopi keliling menceritakan, awalnya dia menunggu pembeli datang, tiba-tiba dirinya didatangi kepala bagian keamanan Metland Transyogi. Kepala keamanan langsung menegur dan memarahi dirinya dengan kata-kata kasar, bernada ancaman sehingga dinilai tidak manusiawi.
“Kalian gak ngerti omongan kan. Sudah dibilang gak boleh dagang disini, jangan dagang lagi di sini. Besok dagang lagi di sini saya tempeleng, saya pukul. Saya pukul sekarang,” kata Waldi, menirukan kata-kata oknum kepala keamanan tersebut, Senin (17/01/2022).
Dirinya mengaku bahwa saat dimarahi tidak menjawab sepatah kata pun, namun terus dimarahi dan dibentak dengan mengeluarkan kata-kata kasar. Bahkan ujung topi Waldi dipukul kepala satpam tersebut yang sebelumnya mengatakan “Mau saya pukul gak?”.
Hal tersebut dibenarkan juga Julpawi, salah satu Pengurus Paguyuban Pedagang Asongan di Metland Transyogi. Julpawi juga mengaku sempat ditunjuk-tunjuk kepala keamanan tersebut.
Jul menyayangkan atas sikap dan perlakuan pihak keamanan Metland Transyogi yang mengusir dan memperlakukan pedagang asongan.
“Sangat disayangkan dan sangat disesalkan karena tidak manusiawi. Sikap oknum kepala keamanan yang seharusnya bisa memakai cara yang lebih bijak dan humanis menegur atau mengingatkan mereka para pedagang,” sesalnya.
“Padahal pedagang itu hanya cari makan demi keluarga, anak istrinya. Mereka tahu kok kalau dilarang. Cuma kan kita harus bisa menyikapinya dengan bijak, bukan cara seperti itu memperlakukannya,” tuturnya.
Sementara itu, wartawan mencoba mengkonfirmasi kepala satpam, Acep Komarudin yang nota bene adalah mantan Danramil Cileungsi. Namun ia menyangkal bahwa kejadian tersebut tidak pernah terjadi.
“Tidak ada kejadian itu dan itu tidak benar,” dalihnya.
Dirinya juga membenarkan bahwa dalam kawasan Metland tidak boleh ada pedagang kaki lima(PKL), kecuali hanya di spot-spot yang diperintahkan dan itu sifatnya sementara.
Acep juga menyampaikan bahwa mungkin yang ditegur itu sudah beberapa kali diingatkan, tapi masih membandel.
“Intinya bahwa kejadian tadi sudah clear karena sudah mediasi dengan pihak paguyuban, artinya sudah tidak ada masalah,” tutupnya. (Firm)
Comments