0

BOGOR, INDONEWS | Warga Desa Gadog bersama para aktivis Puncak bergotong royong membersihkan Sungai Ciliwung dari sampah.

Kegiatan ini dipusatkan di Pintu Air Cibalok, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis (5/6).

Selain aksi bersih-bersih Sungai Ciliwung dari berbagai jenis sampah plastik, kegiatan ini juga diisi dengan penanaman pohon serta dialog seputar lingkungan hingga isu-isu hangat di wilayah Puncak dan Bogor Selatan.

Acara yang diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 dan Hari Lingkungan Hidup ini dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Camat Megamendung Ridwan, Kepala Desa Gadog Dedi Junaedi, pengurus dan anggota Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Witoro, seniman Abah Ukam, kader desa, dan jurnalis FWBS.

“Hari ini kita mengisi Hari Jadi Bogor dengan kegiatan penanaman 50 bibit pohon di sekitar Bendung Cibalok Desa Gadog dan memungut sampah di sekitar aliran Sungai Ciliwung,” jelas Kades Gadog Dedi Junaedi.

Sungai Ciliwung telah menghidupi masyarakat di sepanjang alirannya selama berabad-abad. Oleh karena itu, sebagai sumber kehidupan, sudah saatnya kita tidak menistakan Sungai Ciliwung.

BACA JUGA :  Satpol PP Sidak Briels'Cafe & Resto, Puluhan Botol Miras Disita

Seniman dan budayawan Abah Ukam menekankan pentingnya tidak lagi membuang kotoran rumah tangga langsung ke sungai.

“Kali Ciliwung bukan septic tank, itu namanya menghina sungai yang telah menghidupi kita ribuan tahun. Di sini air bebas digunakan untuk irigasi pertanian, memasak, dan bersih-bersih. Bahkan masuk PDAM jadi bayar,” tambah Abah Ukam.

Ketua FPRB Kabupaten Bogor, Witoro, menyampaikan pentingnya kegiatan semacam ini dalam mendukung program mitigasi bencana.

“Program pemutusan sampah di lingkungan sungai seperti ini adalah bagian penting dari mitigasi bencana. Kami juga rutin melakukan penanaman pohon sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim yang berdampak langsung terhadap kelestarian alam, suplai oksigen, dan kehidupan masyarakat,” ungkap Witoro.

FPRB Kabupaten Bogor, lanjut Witoro, terdiri dari lima unsur utama: unsur pemerintahan, relawan, media, pengusaha, dan akademisi. Dalam praktiknya, forum ini menjalin sinergi dengan BPBD Kabupaten Bogor, BNPB, serta jejaring relawan kebencanaan nasional.

Selain kegiatan lapangan, FPRB juga memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang jatuh setiap Oktober. Peringatan ini dijadikan momentum untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana.

BACA JUGA :  Reporter Media-Indonews Sebut Angka Pengangguran Kabupaten Bogor Masih Tinggi

“Hari ini kita berkumpul bukan sekadar membersihkan sungai, tapi juga menanamkan semangat kolektif menjaga lingkungan dan mencegah bencana. Harapan kami, Kecamatan Megamendung bisa segera membentuk FPRB sendiri agar upaya pengurangan risiko bencana lebih sistematis dan berkelanjutan,” ujar Witoro.

Sedikitnya 40 karung sampah berhasil diangkut dari Sungai Ciliwung di sekitar Bendung Cibalok. Selain persoalan sampah dan lingkungan, menyelamatkan Kali Ciliwung juga menjauhkan risiko bencana alam saat cuaca ekstrem, baik itu banjir maupun longsor. (Vina)

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Bogor