BIREUEN, INDONEWS | Jembatan di Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, yang telah berusia hampir empat dekade, kini dalam kondisi kritis dan nyaris runtuh.
Hingga kini, pemerintah belum mengambil langkah konkret untuk membangun ulang jembatan tersebut, menyebabkan ribuan warga dari berbagai desa mengalami kesulitan mobilitas.
Jembatan ini menjadi akses vital bagi warga Desa Bantayan dan Rusep, serta sembilan desa lainnya, termasuk Paton Bili, Blang Sama Gadeng, Kota Rusep, Garut, Gampong Blang, Seneubok Baro, Cot Leubing, Bantayan, dan Meunasah Tengo.
Saat ini, jembatan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua dengan sangat hati-hati, sementara pejalan kaki harus berjuang melewati jalur yang semakin rapuh.
Kepala Desa Bantayan, Adeit, menyesalkan minimnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur ini.
“Jembatan ini dibangun menggunakan APBD tahun 1986/1987, namun sejak itu tak pernah mendapat perbaikan signifikan. Saat musim hujan, air sungai meluap, menutupi badan jalan dan membuat jembatan nyaris tak bisa dilewati, terutama oleh anak-anak sekolah,” ujarnya, Senin (11/2/2025).
Warga dan perangkat desa setempat mendesak pemerintah segera membangun kembali jembatan tersebut sebelum terjadi musibah yang menelan korban jiwa. Hingga kini, mereka hanya bisa berharap agar akses utama ini tidak benar-benar runtuh dan semakin mengisolasi desa mereka. (Hendra)
Comments