BOGOR, INDONEWS | Target yang diharapkan Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pencapaian partisipasi pemilih lebih dari 85 persen pada Pilkada 2024 Kabupaten Bogor akhirnya pupus.
Harapan Anggota DPD RI, Alfiansyah Bustami, alias Komeng, juga pupus. Ia berharap angka partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor dapat meningkat.
Hal ini disampaikan Komeng kepada wartawan usai menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 005, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu (27/11/2024) kemarin.
Dijadwalkan, tahapan penghitungan suara Pilkada 2024 dalam proses finalisasi, Jumat November 2024, malam ini. Ketua KPU Kabupaten Bogor dan Ketua PPK mengakui pada Pilkada 2024 terjadi peningkatan jumlah pemilih yang golongan putih (golput).
Keterangan dari sejumlah Ketua PPK, diantaranya Ketua PPK Babakan Madang, Harry mengungkapkan banyak faktor yang menyebabkan golput, yakni hujan.
Ketua PPK Tanjungsari, Enday mengatakan faktor warga yang kost karena bekerja di pabrik kawasan Karawang dan Cikarang sehingga saat hari pencoblosan tidak hadir.
Ketua PPK Jonggol, Agus menuturkan faktor kemungkinan individu masyarakatnya yang enggan ke TPS, padahal pabrik dan kantor di Kabupaten Bogor diliburkan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor Periode 2023-2028, mengakui angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 mengalami penurunan drastis.
Ia mengakuinya setelah secara langsung melakukan monitoring ke sekitar 15 TPS, yang menurutnya terjadi beberapa clash di masyarakat dan beberapa faktor kondisi lokasi TPS yang jaraknya cukup jauh.
Muhammad Adi Kurnia juga membandingkan pelaksanaan Pilkada 2018 terdapat 5 pasangan calon, dengan Pilkada 2024 yang hanya 2 pasangan calon. Sehingga, animo masyarakat mencapai 71 persen karena sosialisasi 5 calon berjalan hingga tingkat bawah. Sedangkan Pilkada 2024 banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh 2 calon.
Padahal, Muhammad Adi Kurnia pada 1 Januari 2024 kemarin, menargetkan akan menekan angka golput pada Pemilu 2024.
Menanggapi hal itu, Ketua Pemantau Kinerja Aparatur Negara, Romi Sikumbang menduga adanya penurunan kualitas kinerja KPU pada Pilkada 2024 yang diselenggarakan di Kabupaten Bogor.
Padahal, KPU Jawa Barat menyatakan anggaran pilkada 2024 mencapai Rp1,1 triliun dan 90 persen di antaranya diberikan kepada 27 kabupaten/kota.
Anggaran untuk KPU Kabupaten Bogor pun salah satu termasuk yang terbesar di Indonesia.
Namun di lapangan yang terjadi berbanding terbalik dengan kinerja yang diharapkan. Jumlah pemilih dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan yang cukup serius, sehingga pihaknya mendesak pemerintah untuk mengaudit KPU.
“Hasil investigasi kami di lapangan terhadap satu kecamatan sample adalah 84.578 berdasarkan DPT, adalah 84.575, namun yang hadir hanya 49.643. Artinya di satu kecamatan saja kurang dari 80 persrn. Hal ini menuai pertanyaan KPU kerja apa?, Apa kabar dengan anggaran yang besar itu? Jadi, kami mohon kepada pihak APH agar KPU Kabupaten Bogor untuk segera diaudit,” katanya, Jumat (29/11).
Senada, Ketua LSM KPK, Oscar, SE., menyebutkan, meningkatnya angka golongan putih (golput), dan kurangnya minat masyarakat untuk datang ke TPS dalam Pilkada Kabupaten Bogor, karena masyarakat sudah mulai jenuh dengan politik.
Faktanya saat kampanye peserta pilkada selama ini hanya janji-janji manis saja kepada masyarakat calon pemilih. Ini sudah jadi rahasia umum saat terpilih dan menduduki jabatan Bupati/Wakil Bupati, timbul masalah saat bagi-bagi kue baik urusan proyek maupun jabatan, timbul perselisihan antar tim sukses, yang tidak kebagian porsi jadi sakit hati.
“Pelaksanaan Pilkada sudah saatnya dievaluasi oleh para elit politik, karena menghamburkan uang negara, juga tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh peserta pemilu. Disaat masyarakat mulai jenuh dengan Pilkada, dampaknya adalah menurunnya minat masyarakat untuk datang ke TPS,” ujarnya.
Sebelumnya, Founder LS Vinus Bogor, Yusfitriadi dilansir Media Metro Bogor pada Jumat 4 Oktober 2024, berdasarkan hasil survei LS Vinus Bogor bahwa jumlah masyarakat yang tidak memilih atau golput diperkirakan kemungkinan disebabkan masih kecewa terhadap beberapa keputusan dari para bakal calon Bupati Bogor.
Ia mencontohkan, Ade Ruhandi atau Jaro Ade yang semula digadang-gadang maju sebagai calon bupati, justru malah bergabung dengan Rudy Susmanto dan menjadi calon wakil Bupati Bogor.
Selanjutnya, Elly Rahmat Yasin yang disebut-sebut sudah siap jika menjadi wakil bupati mendampingi Rudy Susmanto, nyatanya bukan. Sehingga, loyalis mereka menyatakan tidak akan datang ke TPS. Ini mengindikasikan masyarakat Kabupaten Bogor masih ada yang kecewa.
Untuk diketahui, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), golput adalah akronim dari golongan putih. Sementara itu, menurut situs Rumah Pemilu, golput adalah sikap tak memilih pada pilihan surat suara di dalam bilik yang dibatasi area bernama tempat pemungutan suara (TPS).
Golput adalah istilah politik ketika seorang peserta dalam proses pemungutan suara tidak memberikan suara atau tidak memilih satupun calon pemimpin, atau bisa juga peserta yang datang ke bilik suara tetapi tidak ikut memberikan suara hingga prosesi pemungutan suara berakhir. (Ist/*)
Comments