Waketum Asprumnas, Sonia Sugian Keluhkan Proses Lambatnya BI Cheking ke Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman

BANDUNG, INDONEWS | Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Nasional (Asprumnas) mengeluhkan terhadap sulitnya BI Checking, terutama terkait dengan pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Biasanya berpusat pada efisiensi dan ketepatan waktu proses.

Wakil Ketua Umum DPP Asprumnas, Sonia Sugian mengatakan beberapa pengembang merasa proses BI Checking yang panjang dan rumit menghambat kelancaran pengajuan KPR, sehingga memperlambat proses pembangunan dan penjualan rumah.

“Pengembang seringkali mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi BI Checking yang akurat dan cepat, terutama jika data debitur belum terintegrasi dengan baik. Penyebabnya, data yang Tidak Lengkap. Beberapa debitur mungkin belum memiliki riwayat kredit yang lengkap atau memiliki data yang tidak akurat di BI Checking,” ujar Sonia dihadapan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Maruarar Sirait, di Bandung.

Menurut Sonia, sistem BI Cheking yang belum terintegrasi, secara otomatis dengan sistem pengajuan KPR bisa memperlambat proses. Penyebab lainya, ada juga kemungkinan masalah teknis atau administratif yang menyebabkan proses BI Checking menjadi lebih lama.

Sehingga, dampaknya penundaan Pengajuan KPR. Proses BI Checking yang lambat dapat menyebabkan penundaan dalam pengajuan KPR oleh calon pembeli, sehingga mempengaruhi penjualan rumah. Penundaan dalam pengajuan KPR dapat memperlambat proses pembangunan proyek perumahan.

Sonia menambahkan, pengembang berpotensi kehilangan peluang bisnis jika calon pembeli beralih ke pengembang lain dengan proses KPR yang lebih cepat dan mudah.

“ASPRUMNAS mendorong agar BI Checking ditingkatkan, sehingga menjadi lebih cepat, akurat, dan terintegrasi dengan sistem pengajuan KPR. ASPRUMNAS juga mengharapkan adanya peningkatan layanan customer dari lembaga keuangan, terutama dalam hal penyelesaian masalah BI Checking,” ujarnya, Senin 2 Juni 2025.

Terakhir, Sonia berharap ASPRUMNAS ada koordinasi yang lebih baik antara pengembang, lembaga keuangan, dan BI (Bank Indonesia) untuk memperlancar proses BI Checking.