TANGERANG, INDONEWS – Normalisasi pembuang Ciodeng patut dipertanyakan, pasalnya bangunan turab dan pondasi menggunakan cerucuk bambu.
Namun, beberapa kali media menyamambangi lokasi pekerjaan, tidak pernah bisa bertemu pelaksana atau kontraktor maupun pengawas dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air. Ketika melihat wartawan, pelaksana terkesan menghindar dan pergi.
Diketahui, pembangunan turap normalisasi pembuang Ciodeng di Desa Palasari. Kecamatan Legok, dikerjakan CV. Reva dengan nilai biaya Rp.594.460.672.
Turap setinggi kurang lebih 1 meter, panjang kurang lebihnya 5o meter, pada badan bangunan turap dipasang diatas cerucuk bambu.
Salah satu tenaga kerja mengukapkan, pemasangan diatas cerucuk bambu karena alasan banjir, pekerjaan kisdam tidak maksimal sehingga air masih menggenangi lokasi.
“Pondasi tidak bisa dikerjakan makanya pondasi diganti dengan cerucuk dari bambu,” katanya.
Diketahui, para pekerja mensiasati dengan memasang kisdam dari triplek di pinggir badan bangunan turap dan paling bawah diberi jarak, diisi adukan dengan maksud ketika adukan kering supaya terlihat dipasang pondasi batu.
Melihat kondisi ini, masyarakat meminta Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air agar melakukan investigasidDan mempertimbangkan kekuatan bambu yang digunakan sebagai pondasi turap. (Karno 77)
Comments