BOGOR, INDONEWS | Pengunjung mengeluhkan tarif dan pemberlakuan sistem parkir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cileungsi Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mahal sehingga dianggap mencekik.
Selain tarif mahal, sistem itu juga membuat pengunjung yang mengantar pasien berobat terpaksa membayar parkir saat keluar-masuk rumah sakit secara berulang-ulang.
Gunawan, salah seorang keluarga pasien mengatakan, pemberlakuan parkir di RSUD Cileungsi sangat tidak relevan.
“Masuk kita ambil tiket, selang beberapa menit di RS kemudian kita keluar untuk keperluan harus membayar di pintu keluar Rp4 ribu untuk kendaraan roda dua, kemudian kita masuk lagi ambil tiket lagi, dan keluar bayar lagi dan begitu seterusnya selama pasien berada di rumah sakit, jadi untuk satu hari saja kita bisa menghabiskan puluhan ribu per hari hanya untuk keluar masuk saja,” papar Gunawan, kepada media-indonews, Kamis (28/3/2024).
Padahal, kata Gunawan, masyarakat yang berobat ke RS tersebut mayoritasnya adalah pemegang kartu miskin dengan fasilitas BPJS. Masyarakat yang berobat rawat inap, paling sedikit membutuhkan waktu lima hingga delapan hari di RS, dimana keseharian keluarga pasien pastinya keluar masuk RS.
Gunawan menambahkan, seharusnya RSUD Cileungsi menggratiskan biaya parkir, karena ini RS Pemerintah yang semuanya sudah dibiayai oleh Pemerintah jadi tidak boleh dibebankan kepada pengunjung yang notabene masyarakat tidak mampu.
Selain itu, tambah Gunawan, RSUD Cileungsi memberikan stempel pada kartu masuk disaat hendak keluar, agar tidak perlu membayar kembali secara berulang kali ketika adanya keperluan baik itu dari keluarga pasien ataupun yang lainnya.
“Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat hanya untuk parkir dapat membuatnya kewalahan, seharusnya uang tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya ketika berada disitu. Namun yang terjadi sebaliknya, membuat masyarakat mencekik leher, tentunya hal ini dapat dievaluasi kembali oleh Pemerintah Daerah maupun RS,” katanya.
Gunawan berharap agar system keluar masuk khususnya parkiran di RSUD Cileungsi tersebut dapat dirubah dan memihak kepada masyarakat miskin, supaya masyarakat yang berobat tidak merasa diperas oleh biaya parkir selama berobat.
“Ini kan bukan rumah sakit swasta, yang pengunjung nya bukan orang berduit tetapi ini rumah sakit daerah, seharusnya tidak membebani masyarakatnya dengan biaya parkir yang besar, kami harapkan segera dievaluasi oleh Pemerintah Daerah dan pihak RS,” pungkasnya.
Sementara Humas RSUD Cileungsi, Andi saat dikonfirmasi wartawan via telepon menyampaikan bahwa untuk tarif parkir dikelola oleh pihak ketiga dan bukan dikelola RSUD langsung. Tapi keluhan masyarakat akan difollow up ke atasan.
“Untuk tarif parkir kebetulan dikelolanya oleh pihak ke tiga bukan dikelola oleh RSUD langsung, akan tetapi keluhan masyarakat ini akan diakomodir untuk disampaikan kepimpinan dan selanjutnya akan dibahas bersama pihak ketiganya,” singkatnya. (Firm)
Comments