TANGERANG, INDONEWS – Pelaksanaan pekerjaan kontruksi lanjutan peningkatan jalan Legok, Pagedangan, Gading, Kecamatan Pagedangan, Tangerang oleh CV. JSS diduga bermasalah.
Tim investigasi melihat para tenaga kerja, mulai start kerja pembongkaran beton menggunakan alat hammer (hammer heavy equipment) untuk menghancurkan beton. Setelah dibobok, beton hancur lalu diangkut menggunakan truk dan dibuang.
Selanjutnya dilakukan pemerataan dan diwales stump. Karena jalan penghubung antar kecamatan ini hanya satu jalur, maka teknis kerjanya jalan dibagi menjadi dua ruas agar kendaraan tetap bisa melintas. Pekerja perbaikan jalan pun dispot- spot karena mengikuti kerusakan jalan.
Terlihat di lokasi kerja, pondasi bawah tidak ada perubahan menggunakan batu berukuran 5/7 cm untuk pengerasan, pengganti batu krikil dan pasir yang sudah banyak bercampur tanah.
“Pondasi bawah berupa tanah pun tidak diangkat dan dibuang, tetapi langsung digilas dengan wales stump. Setelah selesai pekerjaan pemadatan, selanjutnya pengengecoran lantai kerja. Ketebalan beton lantai kerja 5/6 cm,” kata narasumber media ini.
Kemudian investigasi dilanjutkan pada malam hari untuk melihat proses pengecoran. Terlihat pemasangan besi douwell yang tidak beraturan sesuai segment atau perlima meter dipasang besi douwell.
“Perlu diketahui bahwa pungsi besi douwell sangat penting untuk kekuatan tulangan beton. Ditambah lagi yang terlihat tidak maksimalnya pemasangan besi tibar. Pasalnya besi tibar yang terpasang panjangnya kurang lebih 10 cm panjang besi tibar yang tidak maksimal jelas memicu cepat putusnya dan kerenggangan beton,” tutur sumber yang turut melakukan investigasi.
Bahkan, sambungnya, puluhan meter tidak tertanam dipasang besi tibar pada cor beton ruas pertama untuk kekuatan menyatukan antara beton sisi kanan dan kiri.
“Ini yang kami anggap sebagai kesalahan kerja yang disengaja melakukan kecurangan. Teori kerja seperti ini patut diduga CV JSS kong kalingkong bersama konsultan, PPTK, pengawas, pejabat Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA). Mereka dianggap melakukan kecurangan atau fraudulent kerja dengan cara mengurangi volume material untuk kontruksi jalan,” ujar sumber.
Untuk mendapat informasi akurat, media ini kemudian menemui konsultan untuk meminta keterangan. Namun sayang, mereka seolah menghindar. Padahal, pada saat pengecoron pengawas terlihat berada di lokasi kerja, tetapi pengawas dan konsultan seolah-olah sibuk mengatur kerja dan sulit dikonfirmasi.
Menurut informasi yang didapat pembangunan Jalan Legok, Pagedangan, Gading di tahun 2023 dibiayai menggunakan hasil pajak yang dibayar masyarakat sebesar Rp. 9.700.000.000.00. dan pada tahun anggaran 2022 jalan tersebut juga dikerjakan menelan biaya Rp. 1.700.000.000.00.
Berdasarkan hasil investigasi, ditemukan pekerjaan betonisasi di jalan yang sama yang dikerjakan pada tahun anggaran 2022 betonisasi jalan sudah pada retak dan sebagian sudak remuk. Padahal usianya baru satu tahun.
Jalan ini setiap hari hanya dilalui kendarai mobil kecil dan sepeda motor. Jarang kendaraan truk tronton atau kontainer atau mobil yang tonasenya berat melintas.
Atas persoalan ini, media menemui pejabat pembuat teknis kerja (PPTK), Yoni. Namun ia malah tidak mengakui namanya sendiri dan tidak mau mengakui sebagai PPTK. Padahal atas perintah kepala bidang, wartawan diperintahkan untuk konfirmasi ke PPTK terkait temuan kecurangan kerja kontraktor pelaksana kerja.
PPTK dan kepala bidang enggan dikonfirmasi terkait hal yang sama. Sehingga munculah dugaan adanya konspirasi korupsi.
Sementara menurut tokoh masyarakat setempat dan LSM, pekerjaan tahun 2022 dan tahun 2023 ini, kentara adanya praktik korupsi dan curang. (K77)




























Comments