SUMEDANG, INDONEWS — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini., S.H., M.P.M menyebutkan, Praja IPDN merupakan pioneer birokrasi Indonesia di masa depan.
Hal tersebut dikatakan Rini saat memberikan kuliah umum di kampus IPDN Jatinangor dengan tema “Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi dan ASN dalam Rangka Mewujudkan Asta Cita 2024-2025”.
Rektor IPDN, Dr. Halilul Khairi., M.Si menyambut antusias kehadiran MenpanRB didepan seluruh civitas akademika dan praja IPDN.
Menurutnya, ini merupakan suatu kehormatan dan pengalaman luar biasa bagi para praja untuk mendapat knowledge baru terkait birokrasi dari Menteri PANRB.
“Praja IPDN ini secara mental, jiwa dan hatinya harus membumi, hidup ditengah masyarakat. Tapi pemikirannya, ilmu pengetahuannya harus berwawasan global. Maka Praja IPDN perlu pembinaan intelektual yang mumpuni dari berbagai narasumber salah satunya dari Menteri PANRB,” kata Halilul.
Ia mengucapkan terima kasih karena Kementerian PANRB sudah menandatangani MoU dengan IPDN.
“Ini menjadi pintu emas bagi kami untuk mendapat bimbingan dan panduan praktis di bidang aparatur negara dan reformasi birokrasi, memperkaya pengetahuan praktik para praja yang nanti akan dibawa saat masuk dalam dunia birokrasi,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini pula, Menteri Rini menyampaikan bahwa IPDN berfungsi sebagai laboratorium tata kelola pemerintahan, yang diharapkan mampu melahirkan berbagai inovasi untuk memperkuat birokrasi di masa depan.
Lebih dari itu, kata Rini, IPDN juga memiliki peran penting dalam mempererat wawasan kebangsaan dan menjaga persatuan bangsa melalui pembinaan para praja sebagai generasi penerus birokrasi Indonesia.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah berfokus pada transformasi digital yang tidak sekadar menekankan pengembangan dan penggunaan teknologi, tetapi lebih pada bagaimana teknologi tersebut memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Transformasi digital yang sedang dilakukan pemerintah membuka peluang perubahan signifikan dalam cara birokrasi bekerja, mulai dari proses yang lebih cepat, layanan publik yang lebih mudah dan terintegrasi, peningkatan kualitas dan akurasi data, hingga transparansi dan akuntabilitas yang semakin baik,” katanya.
Sebagai calon ASN, Rini meyakini bahwa praja IPDN bukanlah akhir dari tantangan, melainkan awal dari perjalanan untuk menjadi ASN yang profesional dan berintegritas.
“Ditengah dinamika birokrasi saat ini, lulusan IPDN dihadapkan pada realitas dunia kerja yang semakin kompleks. Tantangan birokrasi bukan hanya tentang kemampuan teknis administratif, tetapi juga berkaitan dengan adaptasi terhadap perubahan, inovasi dalam pelayanan publik, serta keberanian menghadapi sistem yang masih sering diwarnai dengan resistensi terhadap reformasi,” terang Rini.
Menutup sambutannya, Rini menyampaikan pesan kepada para Praja IPDN, Mahasiswa, dan Civitas Akademika IPDN. Rini mengatakan menjadi ASN bukan sekedar pekerja, namun sebuah panggilan untuk memperbaiki negeri dengan sepenuh hati.
“Pesan saya kepada para Praja IPDN, jadilah seorang intrapreneur di dalam sistem. Artinya, ketika kalian melihat proses yang berbelit, layanan yang lambat, atau data yang tidak akurat di tempat kalian bertugas nanti, jangan hanya diam dan menerima. Mulailah dengan terobosan kecil,” tandas Rini. (Bon)
Sumber: Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, La Ode Muhamad Alam Jaya., s.STP., MS.SI
Comments