0

BIREUEN, INDONEWS | Di balik senyum dan jabatan, tersimpan luka yang tak berdarah.

Para keuchik di Kabupaten Bireuen, sosok yang seharusnya dihormati dan disejahterakan, kini justru berjalan di ujung penderitaan. Sudah enam bulan lamanya mereka tak menerima gaji atau hak dasar yang menjadi sandaran hidup keluarga mereka.

“Tak tahu harus utang ke mana lagi,” lirih seorang keuchik yang memilih bungkam identitasnya, Senin (12/5/2025).

Suaranya berat, matanya tampak berkaca. Di satu sisi, ia pemimpin yang dituntut menyelesaikan persoalan masyarakat, memediasi konflik, memimpin rapat hingga larut malam.

Namun di sisi lain, ia ayah yang tak lagi sanggup membeli sekarung beras untuk anak-anaknya.

“Kadang saat saya rapat di meunasah, anak saya di rumah sedang panas tinggi. Istri menangis sendiri, tapi saya tetap harus pergi. Ini amanah, tapi kami juga manusia,” ujarnya, nyaris berbisik.

Kisah-kisah pilu ini bukan satu dua. Banyak keuchik yang telah menjual barang berharga, menggadaikan milik keluarga, bahkan menahan lapar demi menjalankan amanah negara. Mereka adalah garda terdepan pemerintahan desa, tulang punggung pembangunan gampong. Namun justru merekalah yang kini diabaikan.

BACA JUGA :  Pastikan Pelayanan Maksimal, Polres Lampung Utara Cek Tempat Pelayanan Publik

Tak ada tuntutan berlebih. Mereka tak meminta istana atau mobil dinas. Hanya hak yang mestinya mereka terima untuk menyekolahkan anak, memberi makan keluarga, dan hidup dengan sedikit tenang.

Harapan kini tertuju pada Bupati Bireuen yang baru dilantik, H. Mukhlis, S.T. Para keuchik percaya, seorang pemimpin sejati adalah yang bisa mendengar sebelum dipanggil, dan bergerak sebelum diminta.

Mereka memohon agar jeritan ini tak lagi hanya bergema di malam sunyi, tapi dijawab dengan kebijakan yang nyata.

Karena jika pemimpin desa saja dibiarkan menangis dalam gelap, bagaimana mungkin kita berharap desa akan kuat?

Mereka sudah memberi segalanya. Kini saatnya kita memberi mereka kehidupan yang layak. (Hendra)

You may also like

Comments

Comments are closed.