CILEGON, INDONEWS – Barisan Relawan Jokowi Presiden atau Barisan Relawan Jalan Perubahan (BaraJP) memuji kinerja CEO PT. Krakatau Steel (KS) yang sukses menekan utang perusahaan hingga sebesar Rp. 3,3 triliun.
Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP BaraJP, Johnson Karokaro saat ditemui di Jakarta, Sabtu (15/10/2022).
“Banyak prestasi yang diraih managemen CEO PT. Krakatau Steel dibawah Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Silmy Karim dan lainnya. Pada lima tahun terakhir saja, import produk baja sangat tinggi, peningkatan utilisasi pabrik baja hilir menjadikan hal positif untuk industry baja dalam negeri khususnya. Sehingga hal itu bisa mengurangi import tersebut,” ungkap Johnson.
Terbaru, imbuh dia, Krakatau Steel memberikan semangat baru dalam meningkatkan kinerja positif. Ide-ide baru yang dicetuskan Silmy Karim dengan mengusung nilai-nilai progressive, collaborative, dan robust berhasil mencatatkan peningkatan produksi dan penjualan di sepanjang 2021.
Kondisi tersebut mendorong laba bersih perusahaan juga ikut melesat. Krakatau Steel tahun 2022 mencatatkan nilai penjualan sebesar US$ 2,16 miliar atau setara dengan Rp32,4 triliun dan laba bersih sebesar US$ 62,13 juta atau Rp933,7 miliar.
“Terkait adanya pengurangan utang, ini pun tak terlepas dari aksi nyata CEO PT. KS. BaraJP dan tentunya masyarakat optimis PT. KS terus berkembang sebagai perusahaan BUMN yang mampu bersaing di pasar global,” ungkapnya.
Selain itu, masih kata Johnson, dukungan pemerintah dalam menetapkan beberapa kebijakan yang bermanfaat pada penggunaan produk dalam negeri serta perbankan yang mendukung program restrukturisasi hutang Krakatau Steel.
“Saya beserta masyarakat Banten melihat, mendengar dan merasakan bahwa PT. Krakatau Steel dibawah Kepimpinan Silmy Karim jauh lebih baik, sehingga menuju ‘Kebangkitan dan Kejayaan Krakatau Steel’ akan lebih cepat terlaksana,” tuturnya.
Kendati demikian, impor baja juga harus tetap diantisipasi Krakatau Steel, dengan dibarengi regulasi dari pemerintah pusat, baik untuk kepentingan dalam maupun luar negeri.
Seperti diketahui, PT. Krakatau Steel beberapa bulan belakang telah meneken kerja sama dengan POSCO di Korea Selatan. Menurut, Johnson, kerja sama tersebut sebagai bentuk Silmy Karim cs terus berupaya meraih ejayaan Krakatau Steel.
Berdasarkan keterangannya, PT. Krakatau Steel melunasi utang Commerzbank setelah melakukan pembayaran pada tanggal 12 Oktober 2022, senilai total USD216.021.881 atau setara dengan Rp 3,3 triliun.
Commerzbank AG adalah bank terbesar ke-dua di Jerman yang merupakan kreditur Krakatau Steel dalam membangun pabrik Hot Strip Mill ke 2 (HSM2).
Sementara itu, Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menyebutkan pelunasan seluruh pinjaman terutang kepada Commerzbank AG merupakan bagian dari strategi perusahaan ke depan dalam memperkuat bisnis.
“Jadi Krakatau Steel sudah membayar total USD487,7 juta atau sebesar Rp7,4 triliun dalam 2,5 tahun terakhir ini, atau sejak dimulainya proses restrukturisasi,” kata Silmy.
Adapun rincian pembayaran utang Krakatau Steel yang sudah dibayar pada periode dari 2020-2022 yaitu terdiri dari utang Tranche A sebesar USD27,7 juta, Tranche B sebesar USD200 juta, dan pinjaman kepada Commerzbank AG sebesar USD260 juta.
“Mulai dari tahun 2020, tren peningkatan kinerja Krakatau Stel semakin membaik dari waktu ke waktu. Krakatau Steel akan terus mempertahankan konsistensi ini dengan menjadi lebih kompetitif, serta meningkatkan penjualan dengan memaksimalkan potensi dan kapabilitas yang dimiliki,” tukasnya.
Diketahui, laba bersih Krakatau Steel tahun 2021 meningkat 174% dibandingkan tahun 2020. Dengan tren yang terus meningkat, ini menunjukkan kesuksesan Krakatau Steel dalam melakukan restrukturisasi dan transformasi.
Corporate Secretary KRAS, Pria Utama mengungkapkan, penjualan tercatat naik 59% di 2021 senilai US$ 2,16 miliar, dibandingkan dengan 2020 sebesar US$ 1,35 miliar.
Kinerja penjualan tersebut didukung oleh peningkatan volume penjualan sebesar 24% menjadi 2,05 juta ton, dibandingkan dengan 2020 sebanyak 1,65 juta ton.
Peningkatan produktivitas Krakatau Steel ini menyerap kebutuhan produk baja Hot Rolled Coil (HRC), di mana pangsa pasar HRC ini mengalami peningkatan menjadi sebesar 40% pada tahun 2021.
Dari sisi efisiensi, pada 2021 Krakatau Steel berhasil menurunkan variable cost sebesar 7% dan menurunkan fixed cost sebesar 10%. Sedangkan untuk total aset, pada 2021 tercatat meningkat 8% dan total ekuitas juga meningkat 16%.
EBITDA Perseroan juga mencapai peningkatan positif di tahun 2021 sebesar USD126,57 juta atau meningkat 66% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD76,29 juta. (Bintono)





























Comments