0

BOGOR, INDONEWS  | Sekilas jika berpapasan dengan sosok ini, seakan seperti generasi milenial muda yang masih anak sekolah menengah atas.

Ia adalah Hanifah. Saking terlihat masih belia, ia mengaku saat di Bandara Soetta, ada yang mengira baru anak SMA. Padahal  saat itu ia baru saja pulang dari Tunisia, menyelesaikan kuliah S1 dan S2 di Universitas Az-Zaituna Tunisia.

Setelan lulus kuliah di jurusan Syariah wa Qonun di Universitas Az-Zaituna Tunisia selama lima tahun, dibelakang nama lengkapnya menjadi Hanifah Roudhotul Jannan Lc, MA.

Wanita asal Bogor ini juga memiliki latar belakang pesantren, pernah mengenyam pendidikan di Ibtidaiyyah (setingkat SD) PP Tansyitul Mutta’alimin Bogor, tingkat Tsanawiyah di Al-Hidayah Boarding School Depok dan Tingkat Aliyah di Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat.

Lalu apa kegiatannya sekarang? Hanifah menuturkan back to basic. Ia sangat mencintai dunia pesantren.

“Alasannya nyambung dengan latar belakang pendidikan saya. Oh, menjadi Ustadzah gitu ya?” tutur Hanifah.

Secara keilmuan, ia menguasai mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Tak heran lantaran ia lama menimba ilmu di Tunisia, selama lima tahun yang keseharian berbahasa Arab.

BACA JUGA :  Jelang Nataru, Safrizal Keluarkan Instruksi Pengendalian Inflasi

“Sekarang kalau ngajar santri dari Senin sampai Kamis. Pagi sampai siang kegiatan sekolah. Sedangkan malamnya kegiatan ke pesantrenan,” katanya.

Ia mengaku sangat mencintai kegiatan kesehariannya. Menurutnya menarik, dinikmati dan disyukuri.

“Dengan begini kita turut andil mempersiapkan SDM yang berpengetahuan dan berakhlak. Walau begitu, saya dari Jumat sampai Minggu bantu-bantu orang tua di rumah,” kata Uztazah Hanifah.

Saat ditanya apa saja kesibukan di rumah, Hanifah mengatakan, di antaranya sering diajak orang tua berkeliling syiar keagamaan dan kepedulian sosial di masyarakat.

“Ayah saya, H. Agus Riadi, Ketua Bamusi Kabupaten Bogor. Ia punya program yang disebut “Ngabaso”,  akronim dari Ngaji Bersama Bamusi (Baitul Muslimin Indonesia) yang disertai kepedulian sosial, seperti santunan yatim duafa, beasiswa pendidikan dan lain-lain. Juga bermitra dengan peguruan tinggi dan lembaga amal lainnya,” beber wanita berparas cantik itu.

Saat ini, Hanifah terlibat dalam kepanitiaan sebagai sekretaris dan menjadi MC di sejumlah progam Bamusi.

“Bisa jadi ini cara orangtua melatih saya dalam berinteraksi dengan masyarakat Kabupaten Bogor yang relatif religius, namun memiliki permasalahan yang cukup kompleks,” katanya.

BACA JUGA :  Melalui Maulid Nabi, SDN Jampang Pondok Udik Cetak Generasi Berdaya Saing

“Dengan “turba” ke masyarakat, kita dapat mengetahui aspirasi masyarakat.  Sekaligus menerapkan ilmu yang telah kita pelajari di pesantren dan di bangku kuliah. Semoga memberi sedikit manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.

Ditanya apakan dirinya tertarik menjadi wakil rakyat atau anggota dewan. Ia mengaku ingin belajar lebih dulu.

“Jika wawasan serta segala sesuatunya cukup, kita lihat seperti apa ke depannya,” jawab Hanifah diplomatis.

Ia berharap saat waktunya tiba, ia diberi kesempatan merampungkan tingkat Doktoral (S3), sehingga dalam berhidmah dan melayani masyarakat didasari ilmunya.

“Semoga tercapai. Aamiin,” pungkas dosen cantik yang mengampu mata kuliah “Entrepreneurship” di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI NU) Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon Jawa Barat, di Jantung kawasan Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin.

Infonya, mbak dosen cantik ini juga nenekuni usaha kuliner saat kuliah di luar negeri, tepatnya di negara Tunisia, yang bahasa resminya Arab dan Francis. ***

You may also like

Comments

Comments are closed.

More in Pendidikan