BOGOR, INDONEWS — Ramai diperbincangkan di media daring, kisah dua kepala keluarga di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor yang tinggal di bawah atap rumah nyaris ambruk.
Kedua warga tersebut, Bram dan Ajuh, mengeluhkan kondisi rumah yang sudah tidak layak huni karena banyak bagian rusak dan bocor saat hujan turun.
Bram yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, tinggal bersama istri dan empat anaknya yang masih bersekolah. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat mereka kesulitan memperbaiki rumah yang sudah rusak berat.
Melalui sejumlah media online, Bram dan Ajuh berharap keluhan mereka bisa sampai kepada bupati, DPRD, gubernur, bahkan presiden, agar mendapat bantuan renovasi rumah.
Ketika awak media mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Camat Megamendung melalui pesan WhatsApp pada Senin (21/10/2024), camat menyebut bahwa permasalahan tersebut sudah diantisipasi.
Namun menurut pengakuan Bram, hingga sore hari belum ada pihak pemerintah yang datang meninjau lokasi.
Awak media yang kembali mengirimkan foto dan video kondisi rumah saat hujan deras memperlihatkan betapa memprihatinkannya keadaan rumah tersebut, camat Megamendung hanya menanggapi.
“Setiap ada info saya laporkan,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.
Sementara itu, Dedi, selaku Kepala Seksi Pembangunan Desa Cipayung, mengaku kebingungan saat dikonfirmasi terkait langkah selanjutnya.
“Kasihan Bang, gimana saya, itu bukan kebijakan saya,” tuturnya.
Padahal, dalam beberapa kesempatan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) pernah menegaskan tidak ingin ada masyarakat di Jawa Barat yang tinggal di rumah tidak layak huni.
Ia juga mengingatkan bahwa jika laporan masyarakat seperti ini tidak ditindaklanjuti, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat menunda pencairan anggaran bagi desa terkait. (Rds)




























Comments