JAKARTA, INDONEWS – Menganggap lemahnya kinerja penegakan hukum di daerah, aktivis muda asal Lampung, Sepri Herdianta menilai Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung telah kehilangan nyali dan integritas karena sampai hari ini belum juga menetapkan Arinal Djunaidi, mantan Gubernur Lampung, sebagai tersangka dalam berbagai dugaan kasus korupsi V proyek, migas dan penyalahgunaan wewenangan selama masa jabatannya.
Berdasarkan berbagai laporan publik dan hasil investigasi, terdapat indikasi kuat adanya pelanggaran hukum di masa kepemimpinan Arinal, mulai dari:
Penyalahgunaan dana hibah dan bantuan sosial, Persenan V Proyek infrastruktur di pemprov, kabupaten/kota LPG dan uang komisi migas, hingga praktik jual beli jabatan di lingkungan Pemprov Lampung.
Bahkan, kata Sepri, Kejati Lampung menyita barang bukti hasil korupsi di rumah Arinal Junaidi, tapi tidak dengan pelakunya, malah Arinal di periksa sebagai saksi, ini jelas sakit jiwa! Sudah jelas bukti hasil korupsi tapi orangnya tidak ditangkap.
“Kita melihat ada upaya perlindungan politik terhadap Arinal Djunaidi. Ini bahaya, karena jika hukum bisa dikendalikan oleh kekuasaan, maka keadilan sudah mati di Provinsi Lampung,” tegas Sepri Herdianta.
Pihaknya menilai bahwa penegakan hukum di Lampung sudah tidak sehat, tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Rakyat kecil bisa dipenjara karena kasus sepele, sementara mantan penguasa yang diduga korup dibiarkan bebas dan menikmati hasil kejahatannya.
Oleh karena itu, ia menuntut dan mendesak sebagai berikut:
- Kejaksaan Agung RI turun tangan langsung mengambil alih kasus dugaan korupsi yang melibatkan Arinal Djunaidi.
- KPK segera melakukan supervisi dan memeriksa jaksa-jaksa yang diduga bermain mata dengan pihak terlapor.
- Kejagung RI tindak tegas Kejati Lampung dan periksa, dugaan kuat ada permainan antara Kejati Lampung dan Arinal Junaidi.
- Segera tangkap Arinal Junaidi karena sudah jelas dia adalah koruptor.
“Maka dari itu kami akan melakukan demonstrasi besar-besaran di depan kejagung RI sampai suara dan aspirasi kami di dengar dan di jalankan, kami tidak akan membiarkan jika hukum di permainkan dan di perkosa secara terang terangan,” ujarnya.
“Hukum tidak boleh tunduk pada kekuasaan. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, bahkan terhadap mantan gubernur sekalipun,” tutup Sepri Herdianta. (Andre)




























Comments