0

BIREUEN, INDONEWS – Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Dinas Syariat Islam Kabupaten Bireuen menggelar zikir dan doa bersama refleksi 18 tahun tsunami Aceh yang merenggut sekitar 250 ribu jiwa.

Peringatan 18 tahun tsunami Aceh dilaksanakan Senin, 26 Desember 2022 pukul 8.30 di Masjid Agung Sultan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk zikir dan tausiah agama.

Dalam sambutanya, Kadis Syariat Islam, Anwar S.Ag, MAP., mengatakan zikir samadiah dilaksanakan dengan khidmat bersama pegawai Pemkab Bireuen yang hadir mencapai 500 orang lebih.

“Kami mendoakan para korban tsunami dan meningkatkan keimanan para peserta zikir kepada Allah SWT dengan dipimpin Tgk. Muhammd Ishak (Pimpinan Dayah  Darussaadah Cot Tarom) dan Tgk.Saifuddin Muhammad (Imum Syiek Masjid Agung Sultan Jeumpa Kabupaten Bireuen),” katanya.

Refleksi 18 tahun Tsunami Aceh bertemakan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

“Selain itu, untuk mengenang kembali peristiwa tsunami yang menjatuhkan korban ratusan ribu orang di Aceh, serta mendoakan mereka sebagai para syuhada, semoga senantiasa dimulikan oleh Allah SWT,” tambah Anwar.

BACA JUGA :  Koni Bireuen Gelar Rakor Persiapan PORA XIV di Pidie

Menurut para ahli, tsunami terjadi terutama disebabkan oleh gempa bumi dipicu akibat tanah longsor, letusan gunung api di dasar laut.

Namun sampai saat ini para ilmuwan belum dapat meramalkan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Namun dengan melihat catatan sejarah para ilmuwan dapat mengetahui tempat-tempat yang rawan tsunami.

Menurut data sejarah, ada 21 wilayah di Indonesia yang rawan bencana tsunami. Aceh merupakan salah satu wilayah yang pernah mengalami musibah tsunami 18 tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004.

“Menurut pandangan para ilmuan Islam, ada 2 terminologi yang digunakan untuk menyikapi bencana stunami: 1. Musibah, bagi orang-orang sedang beribadah kepada Allah SWT dan tidak sedang melakukan maksiat tapi mengalami bencana stunami. 2. Azab, khusus bagi orang yang sedang melakukan maksiat dan mengalami bencana tsunami. Dua terminologi ini tidak perlu diperdebatkan. Semoga zikir yang kita lakukan hari ini bisa diterima oleh Allah SWT dan ditempatkan para korban tsunami pada jalan yang dirahmati oleh Allah SWT,” paparnya.

BACA JUGA :  Darmansyah Nahkodai DPD Gerakan Rakyat Bireuen, Komitmen Bangun Kekuatan Aspiratif dari Akar Rumput

Kegiatan mengenang 18 tahun musibah tsunami Aceh dilanjutkan dengan tausiah agama disampaikan oleh Tgk.Taufikurrahmi Nurdin, SE dari Lhokseumawe.

Sementara itu, Pj. Bupati diwakili Sekretaris Daerah, Ir. Ibrahim Ahmad, menjelaskan peristiwa Gempa berskala besar yang menimbulkan Tsunami Aceh, Nias, Thailand yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, bisa menyadarkan semua untuk sberhati-hati dan selalu meningkatkan kewaspadaan sejak dini.

“Tak boleh kita melupakanya. Senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan bersyukur atas segala karunianya. Kita juga bersyukur telah memiliki UU nomor 24 tahun 2007, yang mengatur secara rinci penanggulangan bencana alam. Sesuai amanat UU itu, pemerintah telah mengembangkan teknologi, alat, peralatan, sistem dan tata cara serta organisasi untuk menghadapi berbagai bencana alam,” ungkapnya.

“Oleh karena itu yang terpenting adalah upaya kita bersama dalam membangun dan meningkatkan pemahaman kewaspadaan dan kesiap kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kita pemerintah akan terus berupaya meningkatkan upaya memperluas informasi gempa bumi dan potensi tsunami ke seluruh lapisan masyarakat. Kita juga akan tingkatkan kualitas kesiapan masyarakat. Kita terus melakukan evaluasi secara berkala atas kesiap-kesiagaan masyarakat  dalam menghadapi berbagai bencana alam,” tandasnya. (Hendra)

You may also like

Comments

Comments are closed.