BOGOR, INDONEWS – Siang itu, seorang pria yang nampak lusuh masih saja mengitari perkampungan dibawah teriknya matahari. Keringat yang bercucuran di badannya seolah tak dihiraukan. Ia hanya membasuh di bagian wajah saja.
Pakaian sederhana dengan topi caping dudukuy menjadi teman setia saat dirinya berjuang untuk menafkahi anak dan istri.
Ya, itulah secuil kisah sehari-hari Kakek Anda (75) warga Kp. Babakan, RT 03/06, Desa Gunungmulya, Kabupaten Bogor. Usia tua nampak tak menjadi penghalan Kakek Anda untuk terus menghidupi 5 anaknya, 3 perempaun dan 2 laki-laki 3.
Setiap hari, Kakek Anda harus berjibaku melawan keadaan ekonomi. Ia hanya bisa berjualan ikan asin. Ibadah, adalah niat kuat yang direngkuh Kakek Anda.
“Alasan kakek masih jualan semata untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena selama ini ekonomi di keluarga belum mencukupi. Dan juga anak-anak belum bisa membantu kakek, bahkan selama ini kakek yang membntu anak-anak,” ungkap Kakek Anda, sembari tertunduk, saat ditemui disela jualannya, Selasa (4/12/2022).
Kakek Anda juga menceritakan, keluarganya hanya tinggal di sebuah gubuk tua. Di masa pandemi, ekonominya semakin terpuruk. Tetapi ia merasa beruntung menjadi salah satu keluarga penerima manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).
“Walaupun kondisi kakek seperti ini, kakek dituntut tegar dan hanya bisa pasrah kepada Allah SWT. Beruntung, kakek dari tahun 2020 menerima bantuan,” ungkapnya.
Lantas, dengan mata terkaca-kaca, Kakek Anda menuturkan bahwa dari jualan ikan asin, Kakek Anda rata-rata mendapat keuntungan Rp.30 ribu per hari. Sedangkan modal jualan diperoleh hasil pinjaman dari H. Soleh sebesar Rp.600 ribu. Ikan asin dibeli dari beberapa penjual ikan asin besar di pasar Tenjolaya.
“Ya apa daya, kakek hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga di sisa tenaga kakek ini. Kakek berharap pemerintah terus memperhatikan wong cilik atau masyarakat miskin seperti kakek, yang memang layak dibantu. Jangan sampai bantuan dari pemerintah tidak tepat sasaran. Dan jangan sampai masyarakat di bawah menangis karena menahan lapar,” terang Kakek Anda.
Meski demikian, Kakek Anda tak ingin bergantung kepada sebuah bantuan. Ia mengaku akan terus berikhtiar mencari nafkah sekuat tenaga. “Doain kakek. Semoga perjuangan untuk keluarga dilancarkan. Miskin bukan berarti lemah. Kakek akan terus berjuang,” pungkas Kakek Anda, dengan mata berkaca-kaca, seolah tak ingin menunjukan kesedihannya. (Cici)
Comments