BOGOR, INDONEWS – Badan kesehatan dunia atau WHO menyatakan bahwa masalah gizi mikro seperti kurangnya zat besi merupakan masalah kesehatan yang masih dihadapi oleh remaja di dunia termasuk Indonesia.
Kekurangan zat besi dalam tubuh atau biasa disebut sebagai anemia gizi besi menjadi masalah gizi global yang memiliki dampak besar bagi kesehatan masyarakat baik dalam bidang sosial maupun ekonomi.
Wanita usia subur, ibu hamil, remaja, dan anak sekolah menjadi kelompok yang memiliki risiko tinggi untuk terkena anemia.
Pada remaja, anemia lebih banyak ditemukan pada remaja putri dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas )tahun 2018 melaporkan di Indonesia, terdapat 27% remaja putri yang mengalami anemia, sedangkan remaja laki-laki sebanyak 20,3%., angka ini meningkat bila dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013.
Anemia gizi besi pada remaja putri disebabkan oleh masa pertumbuhan yang sedang pesat namun kurang asupan zat besi dan protein dalam makanan hariannya, melakukan diet tanpa memerhatikan kebutuhan zat besi dalam tubuh, serta mengalami menstruasi setiap bulannya sehingga terjadi kehilangan darah.
Anemia pada remaja putri akan memiliki dampak yang jangka panjang mengingat remaja putri akan tumbuh menjadi calon ibu yang akan mengandung dan melahirkan seperti meningkatkan risiko kematian ibu, bayi lahir prematur, serta berat bayi lahir rendah.
Sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut Desa Sirnagalih Kecamatan Jonggol menilai perlu diatasi dengan melaksanakan model kolaborasi antara karang taruna dan kader dengan akademisi sebagai bentuk upaya perbaikan status anemia pada remaja putri melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Acara yang dilaksanakan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada bulan Desember 2021 – Maret tahun 2022 oleh tim pelaksana.
“Kegiatan ini melibatkan dosen serta mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ),” ucap Kades Sirnagalih Ahmad Anwar, Senin (11/4/2021).
Menurutnya, program ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, yaitu pelatihan karang taruna dan kader, pemeriksaan kesehatan remaja putri, mentoring dan monitoring suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri, serta perlombaan untuk karang taruna, kader, dan remaja putri.
Pelatihan karang taruna dan kader diselenggarakan pada tanggal 5- 6 Januari 2022 di Balai Desa Sirnagalih untuk memberikan edukasi terkait anemia serta mempersiapkan karang taruna dan kader Desa Sirnagalih untuk menjadi mentor dalam kegiatan mentoring suplementasi TTD pada remaja putri.
“Pelatihan tersebut dihadiri 14 orang karang taruna dan kader Desa Sirnagalih. Rangkaian pelatihan berupa penyampaian materi oleh tim pelaksana, studi kasus, focus group discussion (FGD) serta praktik dalam pemberian edukasi kepada rematri. Karang taruna dan kader akan dijadikan mentor untuk remaja putri dari setiap Rukun Tetangga (RT) di Desa Sirnagalih yang didampingi oleh mahasiswa,” jelas kades.
Ahmad menuturkan, pemeriksaan kesehatan pertama berlangsung pada Minggu, 9 Januari 2022 dengan rangkaian berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengecekan hemoglobin serta wawancara terkait kebiasaan makan, pemberian kartu monitoring konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri serta konsumsi TTD pertama.
“Pelaksanaan konsumsi TTD dan edukasi remaja putri berlangsung dari 9 Januari 2022 hingga 26 Maret 2022,” tuturnya.
Selain itu, dilaksanakan kegiatan berupa perlombaan yel-yel serta memasak menu sehat kreatif antar RT. Penutupan program dilaksanakan pada 27 Maret 2022 dengan rangkaian berupa pemeriksaan kesehatan, serta pengumuman dan pemberian hadiah para pemenang.
Peserta yang berpartisipasi sebanyak 90 remaja putri yang bertempat tinggal di Desa Sirnagalih. Para remaja putri dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan RT masing-masing.
“Setiap minggunya, para remaja putri, kader dan karang taruna berkumpul untuk melaksanakan konsumsi TTD bersama serta pemberian edukasi terkait anemia oleh karang taruna dan kader pada remaja putri yang dimonitoring secara virtual oleh para mahasiswa serta dosen,” terangnya.
“Tim pelaksana juga menyusun sebuah electronic book dengan judul Buku Saku Anggota Karang Taruna Cegah Anemia pada Remaja Putri dan diberikan kepada remaja putri, karang taruna dan kader. Electronic Book dapat diakses melalui link yang telah disiapkan oleh tim. E-book tersebut diharapkan dalam memahami lebih dalam terkait anemia. Manajemen suplementasi tablet tambah darah pada remaja putri dan wanita usia subur, personal hygiene dengan kejadian anemia, serta tumpeng gizi seimbang dan isi piringku,” bebernya.
“Pelaksanaan program kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan terkait manfaat dan kesadaran dalam kepatuhan konsumsi TTD, konsumsi makanan sehat dengan pola yang tepat, dan personal hygiene untuk pencegahan anemia pada remaja putri khususnya di Desa Sirnagalih,” tutup kades. (Jaya)
Comments